Böwö Wangowalu: Perlukah Ditransformasi?

  • Gulo I
  • Telaumbanua T
N/ACitations
Citations of this article
40Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Böwö (maskawin) dalam adat istiadat Nias sangat penting dalam melangsungkan pesta pernikahan. Böwö memiliki arti yang sangat dalam yaitu cinta kasih (masi-masi). Seringkali makna böwö luruh menjadi böli gana’a (merujuk kepada pengantin perempuan). Akibat dari pergeseran makna ini, maka terjadi persoalan yang dapat bermuara pada kemiskinan, keluarga tidak harmonis, dan keengganan menikah dengan perempuan Nias. Dari masalah yang terjadi ini, maka tujuan penelitian ialah mencari tahu sejauh mana pemahaman teologis, praktek, dan juga dampak dari tingginya nilai nominal böwö. Selain itu, penulis juga meneliti peran orang tua dalam membangun prespektif yang benar terhadap böwö. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu wawancara dan observasi. Masyarakat Nias mengatakan bahwa makna dari pada böwö telah mengalami pergeseran; hal utama bagi orang tua dalam menentukan böwö bukanlah kasih (masi-masi) tetapi ukuran tingkat pendidikan perempuan. Oleh karena itu, demi kehidupan yang harmoni, sejahtera, maka dibutuhkan transformasi pada pemahaman, sistem, dan tata cara böwö di Nias. Untuk mewujudkan transformasi ini, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak, terutama keluarga, penatua adat, gereja dan pemerintah, sehingga adat Nias sebagai identitas tetap lestari, dan mendatangkan berkat dalam kehidupan masyarakat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Gulo, I. T. K., & Telaumbanua, T. (2021). Böwö Wangowalu: Perlukah Ditransformasi? SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora Dan Kebudayaan, 14(2), 78–86. https://doi.org/10.36588/sundermann.v14i2.64

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free