Retinopati pada prematuritas pertama diidentifikasi oleh Terry tahun 1942, laporansetelah itu mengatakan selama 10 tahun periode tahun 40-an sampai 50-an retinopatipada prematuritas telah menimbulkan kebutaan pada 17.000 anak di Amerika dan dibelahan lain dunia.Perkembangan ICU neonatus pada akhir dekade 60-an dan kemajuan pesat dalamteknologi penunjang kelangsungan hidup bayi-bayi prematur, bukan hanya meningkatkanjumlah bayi dengan berat badan lahir sangat rendah dapat hidup, tapi juga meningkatkanjumlah bayi yang berisiko terhadap retinopati pada prematuritas bertahan hidup. Halini telah membangkitkan kembali minat untuk meneliti dasar-dasar dan perjalananpenyakit ini.Penelitian terhadap faktor risiko retinopati pada prematuritas mencatat berat badanlahir yang sangat rendah, lamanya pemberian oksigen dan konsentrasi oksigen sebagaifactor-faktor yang berperan menentukan munculnya kelainan ini, disamping faktoranemia / transfusi darah, defisiensi vitamin E, paparan cahaya, kadar CO2 tinggi dansepsis. Beberapa keadaan lain juga dilaporkan sebagai faktor risiko, namun karena belumbanyak peneliti lain yang juga menilai faktor yang sama, perannya sebagai faktor risikoatau penolakan peran faktor-faktor tersebut belum begitu jelas, seperti sianosis, apne,ventilasi mekanis, perdarahan intraventrikel, kejang, DAP, preparat xanthine, preparatindometasin, asidosis, hipoksia intrauterin dan distres pernafasan.
CITATION STYLE
Nasution, A. (2016). Faktor-Faktor Risiko untuk Terjadinya Retinopati pada Prematuritas. Sari Pediatri, 3(3), 152. https://doi.org/10.14238/sp3.3.2001.152-6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.