Asuhan Keperawatan Hipertermi pada Anak dengan Demam Tifoid di RST Wijayakusuma Purwokerto

  • Lestari A
  • Triana N
  • Murniati M
N/ACitations
Citations of this article
185Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh mengalami peningkatan diatas batas normal yaitu mencapai 38°C yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Demam ini ditandai dengan panas berkepanjangan. Salah satu tanda dan gejala demam tifoid pada anak yaitu hipertermi. Demam tifoid jika tidak ditangani dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dan dapat menyebabkan kejang. Kejang berulang dapat menyebabkan rusaknya sel pada otak. Metode: Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif kualitatif berbentuk studi kasus. Asuhan keperawatan diberikan kepada An A selama 3 hari. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa asuhan keperawatan pada pasien demam tifoid yang mengalami hipertermi Hasil: Berdasarkan data yang didapat, pasien mengalami hipertermi. Peneliti memberikan intervensi kompres hangat selama 3 hari, serta mengajarkan dan menjelaskan kepada keluarga pasien terkait tentang manajemen hipertermi dan kompres hangat. Hasil penelitian ini menunjukan pasien mengalami hipertermi dimana hasil pemeriksaan menunjukan suhu 38,8°C, mual, muntah, tampak lemah, menggigil, akral teraba hangat dan warna kulit kemerahan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan S typhi O meningkat 1/320, S typhi H meningkat 1/320, S paratyhi AH meningkat 1/160, Lekosit 8.580. dari hasil pemeriksaan diatas diagnosa medis pasien mengalami hipertermi. Termoregulasi pasien mengalami perbaikan setelah diberikan terapi kompres air hangat yang dibuktikan dengan menggigil awal skala 2 menjadi skala 5, kulit kemerahan awal skala 2 menjadi skala 5, suhu tubuh awal skala 2 menjadi skala 5, suhu kulit awal skala 2 menjadi skala 5. Kesimpulan: Tindakan kompres hangat selama 3 hari menunjukan adanya perubahan teradap nilai rentang dari pasien, sehingga dapat disimulkan bahwa pemberian kompres hangat terbukti efektif untuk mengatasi hipertermi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Lestari, A. F., Triana, N. Y., & Murniati, M. (2023). Asuhan Keperawatan Hipertermi pada Anak dengan Demam Tifoid di RST Wijayakusuma Purwokerto. Journal of Management Nursing, 2(2), 207–210. https://doi.org/10.53801/jmn.v2i2.94

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free