Berdasarkan penggolongan Biopharmaceutics Classification System (BCS), ibuprofen termasuk ke dalam BCS kelas II yaitu obat yang memiliki permeabilitas tinggi dan kelarutan rendah dalam air. Teknik dispersi padat digunakan secara luas untuk meningkatkan kelarutan obat yang memiliki kelarutan rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan polimer xylitol dalam meningkatkan kelarutan ibuprofen melalui pembentukan dispersi padat dalam sediaan suppositoria berbasis lemak coklat. Dispersi padat dibuat menggunakan metode pelelehan dengan perbandingan ibuprofen:xylitol adalah 1:1 dan 1:2. Sedangkan sediaan suppositoria dibuat dalam tiga formula yaitu menggunakan ibuprofen murni, dispersi padat ibuprofen:xylitol 1:1 dan 1:2. Hasil uji difraksi sinar-X menunjukkan bahwa terjadi penurunan intensitas pola difraksi dari dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni yang menunjukkan terjadinya penurunan derajat kristalinitas. Hasil uji disolusi menunjukkan adanya peningkatan jumlah ibuprofen yang terdisolusi selama 120 menit dan besarnya efisiensi disolusi pada menit ke-120 dari sediaan suppositoria yang mengandung dispersi padat. Analisis statistik dengan oneway Anova menunjukkan adanya peningkatan jumlah ibuprofen yang terdisolusi dan efisiensi disolusi yang signifikan dari suppositoria yang mengandung dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni (p = 0,001). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah polimer xylitol menyebabkan peningkatan kelarutan ibuprofen yang lebih besar dan formula yang optimum adalah sediaan suppositoria yang mengandung dispersi padat ibuprofen:xylitol sebesar 1:2
CITATION STYLE
Puspayani, N. L. I., Permatasari, D., & Danimayostu, A. A. (2017). PENGARUH JUMLAH POLIMER XYLITOL DALAM SISTEM DISPERSI PADAT TERHADAP DISOLUSI SUPPOSITORIA IBUPROFEN. Majalahkesehatan, 4(3), 128–138. https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.03.4
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.