Diabetes merupakan pemyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa darah. Diabetes merupakan suatu keadaan ketika tubuh tidak menggunakan insulin yang telah dihasilkan. Efek dari diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Relaksasi otot progresif dapat dilakukan oleh semua orang dalam berbagai kondisi. Relaksasi diketahui dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus karena dapat menekan pengeluaran hormon hormon yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah, yaitu epinefrin, kortisol, glukagon, adre nocorticotropic hormone (ACTH), kortikosteroid, dan tiroid. Penurunan hormon kortisol akan menghambat proses glukoneogenesis dan meningkatkan pemakaian glukosa. Desain penelitian yang digunakan adalah studi literature riview, dengan kriteria literature riview Relaksasi Otot Progresif, Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Diabetes Melitus. Hasil dari 5 jurnal menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus dengan hasil p-value rata-rata <0,05. Terapi yang dapat dilakukan pada pasien DM tipe 2 yaitu terapi relaksasi otot progresif yang merupakan salah satu bentuk mind-body therapy (terapi pikiran dan otot-otot tubuh) dalam terapi komplementer. Relaksasi otot progresif ini mengarahkan perhatian pasien untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok otot dilemaskan.
CITATION STYLE
Ferry, & Wijonarko. (2023). PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II. Jurnal Keperawatan Bunda Delima, 5(1), 23–27. https://doi.org/10.59030/jkbd.v5i1.63
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.