Tulisan ini bertujuan membahas drama gong sebagai media pendidikan dan kritik sosial serta respons penontonnya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, yakni mengkaji bahan bacaan dan lima kisah rekaman drama gong dalam kaset video dan CD, melakukan pengamatan terlibat dalam pementasan drama gong, serta wawancara mendalam dengan pemerhati seni-budaya Bali dan wakil dari penonton setia drama gong di Denpasar dan Gianyar. Analisis data dilakukan dengan menerapkan teori interaksionisme simbolik dan semiotika. Hasil kajian menujukkan bahwa sebagai seni pertunjukan rakyat Bali, drama gong yang lahir 1950-an telah menjadi media pendidikan dan kritik sosial yang efektif. Pesan pendidikan dan kritik sosial yang disampaikan drama gong mudah dipahami penontonnya sehingga perlu dilestarikan di era modern ini.
CITATION STYLE
Darme, M., & R. Wargadalem, F. (2023). Menjaga Kebalian: Jatidiri Orang Bali di Desa Tugumulyo Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 13(1), 178. https://doi.org/10.24843/jkb.2023.v13.i01.p09
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.