The believer's view of poverty is sometimes wrong. As a result, the poverty experienced causes disappointment, worry, doubt and has an impact on doubting Allah. That is why a correct understanding of poverty is needed. This study describes the phrase poor before God based on Matthew 5:3 according to hermeneutic principles. The results of the study show that poverty is not only an economic problem but also related to spiritual life. Spiritually poor means someone who is poor in spirit, and in this case the believer must depend on God.Pandangan orang percaya mengenai kemiskinan kadang-kadang keliru. Akibatnya, kemiskinan yang dialami menyebabkan kekecewaan, kekawatiran, keraguan dan berdampak pada keraguan kepada Allah. Itu sebabnya diperlukan pemahaman yang benar tentang kemiskinan. Penelitian ini mendeskripsikan frasa miskin di hadapan Allah berdasarkan Matius 5:3 menurut prinsip-prinsip hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskin bukan hanya pada persoalan ekonomi namun menyangkut kehidupan rohani. Miskin spiritual artinya seseorang yang miskin di dalam roh, dan dalam hal ini orang percaya harus bergantung kepada Allah.
CITATION STYLE
Kii, F. I., & Kusnandar, Y. T. (2021). Kajian Teologis Istilah Miskin Di Hadapan Allah Menurut Matius 5:3 dan Aplikasinya bagi Orang Percaya. Miktab: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 1(1), 62. https://doi.org/10.33991/miktab.v1i1.280
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.