THE CONCEPT OF SOVEREIGNTY ACCORDING TO ABUL A’LA AL-MAUDUDI AND ABDULLAH AHMAD AN-NA’IM

  • Tampan Cresna A
N/ACitations
Citations of this article
13Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tidak memandang negara Barat ataupun Timur, isu penegakan kedaulatan merupakan sebuah kesepaka- tan seluruh umat manusia demi terciptanya perdamaian dunia. Namun, persoalan yang sering kali muncul adalah perbedaan standar dan orientasi kedaulatan versi Barat dan Islam, yang kemudian menjadi dua kelompok besar yang saling bertentangan. Adanya perbedaan konsep kedaulatan oleh dua tokoh Islam, namanya Abul A’la Al-Maududi dan Abdullah Ahmad An-Na’im. Dari pembahasan yang telah dijelaskan, penulis mengambil kesimpulan bahwa kedau- latan adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara atau kesatuan yang tidak terletak dibawah kekuasaan lain. Dalam konsep Al-Maududi terhadap kedaulatan, bahwa sistem kedaulatan hanya milik Allah SWT. Sedangkan rakyat atau umat Islam hanya sebagai wakil atau bisa disebut khalifah. Diantara asas politik Islam yang membedakan dengan sistem kedaulatan adalah menjadikan kedaulatan di tangan syara’. Dalam konsep An-Na’im terhadap kedaulatan, bahwa kekuasaan dipegang penuh oleh umat, umat Muslim ikut berperan dan bertanggung jawab, kebebasan adalah hak bagi semua orang, dan sistem kedaulatan berada dalam undang-undang Islam, kemudian dia memerintahkan untuk menolak sistem-sistem lain yang tidak bersum berdarinya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Tampan Cresna, A. A. (2018). THE CONCEPT OF SOVEREIGNTY ACCORDING TO ABUL A’LA AL-MAUDUDI AND ABDULLAH AHMAD AN-NA’IM. Ijtihad : Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 12(2), 153. https://doi.org/10.21111/ijtihad.v12i2.3023

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free