Data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, jumlah kasus BBLR tahun 2015 sebanyak 2,35% dan di Kota Padang sebanyak 2,2%. Untuk menurunkan angka kejadian BBLR di mulai dari perkembangan intrauterine, diantaranya adalah perkembangan plasenta. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan berat badan lahir bayi dengan berat plasenta di Praktek Bidan Bersama Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional yang telah dilakukan di Praktek Bidan Bersama Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang pada bulan April-Juni 2019. Populasi seluruh Ibu Hamil TM III yang akan melahirkan sebanyak 40 orang. Sampel diambil secara accidental sampling yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Kemudian data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian didapatkan 19,4% bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Sebanyak 47,2% berat plasenta tidak normal. Terdapat hubungan berat badan lahir bayi dengan berat plasenta (p = 0,037). Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan berat badan lahir bayi dengan berat plasenta, maka diharapkan agar BPM lebih meningkatkan promosi kesehatan yang berpengaruh langsung terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan terutama bagi ibu hamil. Perlu menjadi perhatian terhadap pemeriksaan dan melakukan penimbangan berat plasenta serta mencatat hasil penimbangan berat plasenta pada catatan medik ibu yang melahirkan, untuk meningkatkan kesehatan bayi.
CITATION STYLE
Satria, E. (2021). Hubungan Berat Badan Lahir Bayi Dengan Berat Plasenta Di Praktek Bidan Bersama Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang. Jurnal Amanah Kesehatan, 2(2), 19–26. https://doi.org/10.55866/jak.v2i2.75
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.