Sebagian besar media massa akhir-akhir ini diramaikan dengan iklan politik dari berbagai politisi atau partai. Baik di media cetak, elektronik atau lainnya, hampir setiap hari kita disuguhi iklan politik tersebut. Pada awalnya kita sering melihat iklan politik hanya mengandung unsur ajakan, suara ini adalah surat suara itu, namun seiring dengan momentum pesta demokrasi, pemilu 2009 semakin dekat, iklan tersebut tidak hanya sekedar ajakan atau mengarahkan untuk memilih yang mana untuk tetapi sudah dalam proses saling menyerang. Bukankah seharusnya ada pedoman untuk iklan politik yang baik dan etis? Dengan melakukan iklan, politisi atau partai dapat meningkatkan tingkat popularitas mereka. Misalnya, sebelum menggunnakan iklan, seorang politisi hanya berhasil mendapatkan 20% popularitasnya dari publik. Namun setelah menggunakan layanan tanpa pamrih ini, orang tersebut berhasil membujuk masyarakat melalui iklan dengan tingkat popularitas lebih dari 50%. Sungguh luar biasa kekuatan iklan yang ditampilkannya. Iklan politik merupakan salah satu cara untuk mengkampanyekan dan mensosialisasikan program kerja diri dan partai politik kepada masyarakat. Metode periklanan politik menggunakan bberbagai media antara lain media massa cetak seperti Koran, dan media visual yang diterapkan pada alat peraga kampanye cetak seperti baliho, spanduk, stiker, kalender, dan kaos. Media visual seperti baliho merupakan media yang sering dan lama digunakan, iklan politik pada media komunikasi visual masih menjadi pilihan sebagian besar peserta pemilu untuk menerapkan iklan politik. Media visual merupakan media yang dinamis dalam hal produksi.
CITATION STYLE
Kustiawan, W., Rizky Ramadhani, K., Valentina Damanik, S., & Muharramsyah, A. (2022). PENGARUH IKLAN POLITIK DALAM MENGAMBIL ASPIRASI RAKYAT. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 1(8), 1371–1380. https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i8.178
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.