Abstract
Dalam penelitian, novel diciptakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia yang menciptakannya. Sebagaimana ciptaan manusia lainnya, novel ditujukan untuk membangun keseimbangan dengan lingkungan sekitar. Karena sifatnya itu, novel kemudian menjadi ekspresi pandangan hidup pengarang. Pengarang tidak dipahami sebagai individu lepas dari lingkungannya, namun sebagai anggota kelas sosial yang hidup dalam rentang waktu, wilayah geografis, maupun situasi sosial tertentu2. Asumsi karya sastra sebagai ekspresi pandangan hidup dicontohkan oleh novel Kilyubatra Fī Khān Al-Khalīlī, sebagai objek penelitian artikel ini. Novel ini dikarang oleh Mahmūd Taymūr. Kleopatra (Kilyubatra) dipanggil dari alam arwah untuk hadir dalam sebuah konferensi perdamaian. Novel yang bersituasi di Kairo ini juga menghadirkan tokoh sejarah seperti Timur Leng dan Markus Antonius. Sementara tokoh-tokoh lainnya merupakan tokoh-tokoh fiktif yang diperkenalkan sebagai tokoh-tokoh yang memiliki jabatan politik penting dan berasal dari seluruh dunia.
Cite
CITATION STYLE
Humaini, H. (2020). Perang dan Perdamaian dalam Novel Kilyubatra Fī Khān Al-Khalīlī, Karya Mahmūd Taymūr: Analisis Strukturalisme Genetik. Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 6(1), 85. https://doi.org/10.24252/diwan.v6i1.10704
Register to see more suggestions
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.