Sastra sebagai bagian dari representasi kehidupan manusia selalu terikat dengan kultur dan lingkungan manusia. Permasalahan yang disampaikan oleh sastrawan dalam karya sastra merupakan bagian dari kenyataan yang terjadi di lingkungan tempatnya berada. Tidak terkecuali dengan sastra lisan. Sebagai sebuah genre sastra tradisional, sastra lisan memiliki ketergantungan dengan unsur-unsur ekologi yang terdapat di dalam alam semesta. Tumbuh-tumbuhan dan hewan, misalnya memiliki peran dalam konteks pembacaan teks-teks mantra saat proses pengobatan penyakit dilakukan oleh seorang dukun. Sastra lisan mantra pengobatan sakit gigi pada masyarakat Belimbing kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji kotamadya Padang, misalnya, dalam praktiknya oleh dukun selalu melibatkan unsur ekologi. Melalui kajian perspektif ekokritik dapat diketahui kehadiran sastra lisan mantra pengobatan sakit gigi pada masyarakat setempat dilatari oleh persyaratan pelengkap yaitu daun-daunan cocok bebek, air putih, sirih, gambir, kapur sirih, buah pinang, batang muda pohon pisang, daun beluntas, serta rokok. Keterlibatan unsur-unsur ekologi tersebut menunjukkan pencitraan yang kuat dari nature, nurture, dan culture masyarakat Belimbing.
CITATION STYLE
Bahardur, I., & Ediyono, S. (2017). UNSUR-UNSUR EKOLOGI DALAM SASTRA LISAN MANTRA PENGOBATAN SAKIT GIGI MASYARAKAT KELURAHAN KURANJI. BASINDO : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 1(2), 24–30. https://doi.org/10.17977/um007v1i22017p024
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.