Bahan ajar non cetak banyak digunakan guru saat melaksanakan pembelajaran daring. Dalam pelaksanaannya, penggunaan bahan ajar non cetak mengalami berbagai kendala. Seiring dengan menurunnya jumlah kasus COVID-19, pembelajaran berubah menjadi tatap muka 100% tanpa adanya pembatasan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar non–cetak masih digunakan selama pembelajaran tatap muka 100% dan apakah terdapat perbedaan persentase penggunaan bahan ajar non cetak selama pelaksanaan pembelajaraan tatap muka 100% dengan persentase penggunaan bahan ajar non cetak selama pelaksanaan pembelajaran daring. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian ini melibatkan 134 Guru SMP Negeri se-Kota Tanjungpinang. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menyajikan persentase jawaban responden dan rangkuman jawaban responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden kembali menggunakan bahan ajar cetak selama pembelajaran tatap muka 100%. Sebagian responden masih tetap menggunakan bahan ajar non cetak karena bahan ajar non cetak dianggap praktis, dapat mengurangi penggunaan kertas, serta dapat memotivasi siswa untuk belajar. Meskipun terjadi penurunan persentase penggunaan, video masih menjadi bahan ajar non cetak yang paling banyak digunakan oleh responden pada pembelajaran tatap muka 100%.
CITATION STYLE
Pratama, Y., & Sarkity, D. (2022). Penggunaan Bahan Ajar Non Cetak pada Pembelajaran Tatap Muka 100% di SMP Negeri Se-Kota Tanjungpinang. TANJAK : Journal of Education and Teaching, 3(2), 101–113. https://doi.org/10.35961/tanjak.v3i2.690
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.