Tradisi dan Masyarakat: Peran Ritus Haul Cuci Pusaka di Kota Tangerang Selatan

  • Fariz Al Hazmi
N/ACitations
Citations of this article
14Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Konsep sebuah tradisi bukan aktivitas yang dianggap kuno, akan tetapi hadir melalui rasa kebermaknaan yang berasal dari hubungan sosial, seperti halnya tradisi Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug di Cilenggang Kota Tangerang Selatan. Tradisi memberikan banyak peran yang menjadi sebuah alasan untuk terus dipertahankan hingga sekarang, sehingga masyarakat perlu memahami bagaimana tradisi memberikan sebuah fungsional dan simbolik pada lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat fenomena tradisi Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug yang dilihat dari sisi perannya terhadap lingkungan secara fungsional dan interaksionis simbolik. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan jenis etnografi untuk melihat hubungan antara tradisi dengan masyarakat. Hasil menunjukan bahwa secara fungsional, tradisi Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug memberikan peran terhadap interaksi sosial antara keluarga keturunan Tubagus Muhammad Atif dengan masyarakat luas, memberikan dampak pada perekonomian di sekitar dan sebagai perawatan benda pusaka sebagaimana tujuan dari pelaksanaan pencucian benda pusaka. Kemudian, secara interaksionis simbolik tradisi tersebut memiliki peran sebagai sebuah kepercayaan untuk menghormati leluhur, sebagai simbol sejarah dan harapan keluarga pemilik tradisi serta menjadi indentitas bagi keluarga dan nilai kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Fariz Al Hazmi. (2023). Tradisi dan Masyarakat: Peran Ritus Haul Cuci Pusaka di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 25(2). https://doi.org/10.55981/jmb.2023.2006

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free