Manajemen Konflik di Pesantren Melalui Kultur Pesantren dan Gaya Kepemimpinan Kyai

  • Sofia N
N/ACitations
Citations of this article
111Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Dalam kasus konflik, pemimpin lembaga pendidikan Islam termasuk pondok pesantren seyogyanya adalah seorang yang terampil dalam dinamika konflik antarperorangan. Pemimpin yang bersangkutan harus mampu mengenali situasi yang berpotensi melahirkan konflik. Dengan demikian, seorang pemimpin harus mampu mendiagnosis situasi yang ada dan melaksanakan tindakan-tindakan melalui komunikasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sebaik mungkin. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang bertujuan menambah khazanah pengetahuan mengenai upaya yang dapat diterapkan pemimpin pesantren dalam meresolusi konflik di pesantren. Berdasarkan temuan dalam berbagai literasi, kultur pesantren serta gaya kepemimpinan kyai dapat menjadi sarana dalam meresolusi konflik di pesantren. Nilai kultur pesantren dalam meresolusi konflik antara lain: perkawinan antar pesantren, kekerabatan, istighosah, haul, mujahadah, dan akhirus sanah. Adapun gaya kepemimpinan yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik di pesantren antara lain: kepemimpinan kharismatik, otoriter-paternalistik, dan laissez-faire. Pondok pesantren merupakan satu lembaga pendidikan yang kokoh dalam mengabdikan dirinya untuk memberikan pendidikan bagi bangsa ini, terutama Pendidikan Islam. Meskipun demikian, keragaman latar belakang, karakter, dan kepentingan warga pesantren menjadikan pesantren rentan mengalami konflik. Konflik di pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Agar tidak menimbulkan dampak negatif berkepanjangan, konflik di pondok pesantren perlu dikelola dengan baik. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang bertujuan menambah khazanah pengetahuan mengenai upaya yang dapat diterapkan pemimpin pesantren dalam meresolusi konflik di pesantren. Berdasarkan temuan dalam berbagai literasi, kultur pesantren serta gaya kepemimpinan kyai dapat menjadi sarana resolusi konflik di pesantren. Nilai kultur pesantren dalam meresolusi konflik antara lain: perkawinan antar pesantren, kekerabatan, istighosah, haul, mujahadah, dan akhirus sanah. Adapun gaya kepemimpinan yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik di pesantren antara lain: kepemimpinan kharismatik, otoriter-paternalistik, dan laissez-faire.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sofia, N. N. (2021). Manajemen Konflik di Pesantren Melalui Kultur Pesantren dan Gaya Kepemimpinan Kyai. Jurnal Studi Islam Dan Kemuhammadiyahan (JASIKA), 1(1), 1–16. https://doi.org/10.18196/jasika.v1i1.1

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free