PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS

  • Suhendah R
  • Christiawati N I
  • Rangga A
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
8Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

The basic human need other than food is the need for clothing. Clothing used by humans has developed along with creating culture, function, and fashion. Clothing made by world and local designers lately uses traditional Indonesian fabrics such as NTT woven fabrics and Sumba woven fabrics. This traditional cloth has different motifs and patterns in each region which shows the uniqueness of the regional culture. The process of making traditional cloth is very complicated, and it is causing the price of traditional cloth very expensive. It causes the price of clothes using traditional Indonesian fabrics to be expensive and used by the upper-middle class. Clothing made from traditional Indonesian fabrics cannot enter the lower-middle-class market. Go Nads saw existing opportunities to make the clothes with traditional Indonesian fabrics. She sold the clothes at competitive prices and the quality is no less competitive with those made by local designers. However, in running this business, the owner of Go Nads sets the selling price of the clothes he makes based on estimates. Therefore, the Untar team gives cost accounting training to calculate the cost of woven clothes made by Go Nads. The purpose of this activity is so that Go Nads owners can calculate the cost of production and set the right selling price so they can earn a profit. The method used is the lecture. The results of this activity show that Go Nads can calculate production prices and selling prices after being provided with assistance and training in calculating the cost of goods by the Untar team.ABSTRAKKebutuhan dasar manusia selain pangan adalah kebutuhan pakaian. Pakaian yang digunakan manusia mengalami perkembangan beriringan dengan perkembangan budaya, fungsi, dan mode. Pakaian yang dibuat oleh para perancang dunia maupun lokal akhir- akhir ini menggunakan bahan kain yang diangkat dari wastra Indonesia seperti kain tenun NTT dan tenun Sumba. Kain tradisional ini memiliki motif dan corak berbeda di setiap daerah yang menunjukkan keunikan budaya daerah. Proses pembuatan kain tradisional yang rumit, menyebabkan harga kain tradisional sangat mahal. Hal tersebut menyebabkan harga pakaian yang menggunakan kain tradisional atau wastra Indonesia mahal harganya dan dipakai oleh golongan menengah ke atas. Pakaian yang dibuat dari kain wastra Indonesia tersebut tidak dapat memasuki pasar kalangan menengah ke bawah. Keadaan ini dilihat oleh UMKM Go Nads dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat baju dengan kain wastra Indonesia. Baju yang dibuatnya dijual dengan harga kompetitif dan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan buatan perancang lokal. Namun dalam menjalankan usahanya ini, pemilik UMKM Go Nads menetapkan harga jual dari baju yang dibuatnya atas dasar estimasi. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar pemilik UMKM dapat menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual yang tepat sehingga mampu memperoleh laba. Oleh karena itu tim PKM Untar mengadakan pelatihan akuntansi biaya untuk menghitung harga pokok baju tenun yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads dapat menghitung harga produksi dan harga jual setelah diberikan pendampingan dan pelatihan penghitungan harga pokok oleh tim PKM Untar.

Cite

CITATION STYLE

APA

Suhendah, R., Christiawati N, I., Rangga, A., & Christie, T. (2022). PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 4(3). https://doi.org/10.24912/jbmi.v4i3.13516

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free