Latar belakang: Stres terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara tuntutan lingkungan dengan sumber koping individu. Menjadi mahasiswa baru mangharuskan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan di perguruan tinggi, kekurang mampuan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi sosial dapat menimbulkan stres. Kondisi tubuh pada saat mengalami stres akan mengalami perubahan pada hormon-hormon reproduksi termaksut hormon esterogen yang menjadi penyebab terjadinya keputihan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres terhadap kondisi sosial dengan kejadian keputihan fisiologi pada mahasiswiMetode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan menggunakan cross sectional. Penelitian ini di laksanakan di Universitas Respati Yogyakarta pada 14 dan 16 Januari 2019 dengan sampel 60 mahasiswi menggunakan teknik purposive sampling. Instrument pengambilan data menggunakan DASS 42 dan analisis menggunakan Chi-Square.Hasil: Tingkat stres pada mahasiswi yang tergolong normal sebanyak 12 orang (20%) dan yang mengalami stres ringan sebanyak 45 orang (75%) dan yang mengalami stres sedang sebanyak 3 orang (5%). Mahasiswi yang mengalami kejadian keputihan fisiologis 25 orang (41.7%) sedangkan yang tidak mengalami keputihan 35 orang (58.3%). Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai x² 9.349 dengan p value 0.006Kesimpulan: hasil penelitian menunjukan ada hubungan tingkat stres terhadap kondisi sosial dengan kejadian keputihan fisiologis pada mahasiswiKata Kunci: Stres, Kondisi Sosial, Keputihan Fisiologis
CITATION STYLE
Judha, M., & Tjatjo, Y. Y. (2019). HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP KONDISI SOSIAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS. Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan, 14(2), 127. https://doi.org/10.35842/mr.v14i2.228
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.