Pulau Punjung adalah kecamatan yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya. Produksi kelapa sawit rakyat yang rendah disebabkan oleh proses penyerbukan yang tidak optimal sehingga terbentuk buah partenokarpi dengan fruit set rendah. Selama ini, penyerbukan pada tanaman kelapa sawit dibantu oleh serangga polinator Elaeidobius kamerunicus Faust. Akan tetapi, pada perkebunan kelapa sawit rakyat, populasi serangga tersebut rendah. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah aplikasi teknologi hatch & carry serangga polinator E. kamerunicus. Teknologi tersebut diperkenalkan kepada mitra, yakni petani kelapa sawit rakyat yang tergabung dalam kelompok tani budi daya. Metode pendekatan yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan, demplot, bantuan alat berupa paket teknologi hatch & carry, serta pendampingan. Teknologi hatch & carry dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kelompok tani mitra. Hal itu ditandai dengan meningkatnya produksi TBS setelah metode tersebut diaplikasikan selama empat bulan. Keberhasilan aplikasi teknologi tersebut berkat meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani mitra setelah mengikuti rangkaian kegiatan pengabdian. Pada akhir kegiatan, kelompok tani mitra diberi perangkat teknologi hatch & carry yang terpasang di lahan dan bisa dioperasikan secara mandiri.
CITATION STYLE
Efendi, S., & Rezki, D. (2020). Desain Peningkatan Kapasitas Petani Melalui Aplikasi Teknologi Hatch and Carry Serangga Polinator Elaeidobius Kamerunicus Faust pada Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 6(1), 29. https://doi.org/10.22146/jpkm.41643
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.