Jembatan merupakan sarana konstruksi yang cukup penting bagi kelancaran ekonomi dan aliran perjalanan. Jembatan memiliki fungsi sebagai sarana konstruksi untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya yang sulit untuk dijangkau. Salah satu jenis jembatan bedasarkan bentuk strukturnya adalah jembatan pelat. Jembatan pelat atau slab bridge tersusun dari pelat monolit, dengan bentang dari tumpuan menuju ke tumpuan tanpa didukung oleh balok melintang ataupun balok girder atau balok gelagar, sehingga pelat tersebut hanya ditopang oleh abutment jembatan Dalam perencanaannya, penulangan jembatan dapat didesain dengan sistem konvensional ataupun prategang. Beton konvensional adalah beton normal yang tidak mengalami tegangan pra layan. Beton prategang merupakan beton yang dimana tulangan bajanya ditarik terhadap betonnya atau dengan kata lain diberikan tegangan pra-layan. Penelitian ini akan menganalisis perbandingan antara sistem konvensional dan prategang pada jembatan pelat dari segi ketebalan pelat dan lendutan. Analisis ini menggunakan bantuan program finite element untuk membuktikan hasil perhitungan manual dengan metode garis pengaruh. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistem konvensional dan prategang akan menghasilkan ketebalan yang sama, walaupun lendutan yang dihasilkan lebih kecil dikarenakan batas lendutan ijin untuk beban live load yang sama untuk keduanya yaitu sebesar L/800. Sehingga apabila dimensi tebal-nya diperkecil, maka lendutan beban live load yang terjadi tidak memenuhi syarat lendutan ijin.
CITATION STYLE
Timotius, T., & Leo, E. (2019). ANALISIS PERBANDINGAN JEMBATAN PELAT CONTINUOUS SPAN BENTANG PENDEK DENGAN SISTEM KONVENSIONAL DAN PRATEGANG. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 2(1), 115. https://doi.org/10.24912/jmts.v2i1.3416
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.