Gliserin merupakan produk samping utama pembuatan biodiesel, dengan jumlah sekitar 10% berat dari produk biodiesel. Pertumbuhan industri biodiesel akan memicu produksi gliserin, sehingga dibutuhkan suatu metode untuk peningkatan nilai jualnya. Pada umumnya gliserin kasar yang dihasilkan dalam pembuatan biodiesel banyak mengandung metanol, katalis KOH, sabun, air dan zat lainnya. Proses pemurnian ini selain dapat meningkatkan kemurnian dari gliserin juga dapat menghasilkan Potassium yang dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan pupuk. Salah satu metode pemurnian gliserin diteliti adalah proses asidifikasi menggunakan beberapa asam dengan grade pure analysis (p.a). Proses asidifikasi dilakukan dengan mereaksikan gliserin kasar dengan larutan asam yang akan membentuk suatu suatu endapan garam. Hasil endapan garam yang dihasilkan diproses lebih lanjut sehingga akan diperoleh pupuk Potassium. Produk yang diperoleh kemudian dianalisa kandungan Potassiumnya Dari hasil penelitian diperoleh waktu pengadukan yang paling optimum adalah selama 30 menit dengan kadar Potassiumnya sebesar 64 %.
CITATION STYLE
Hudha, I. (2018). PEMURNIAN GLISERIN PRODUK SAMPING PRODUKSI BIODIESEL DENGAN METODE ASIDIFIKASI. Indonesian Chemistry and Application Journal, 1(2), 68. https://doi.org/10.26740/icaj.v1n2.p68-73
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.