Indeks Massa Tubuh (IMT) Sebagai Prediktor Hipertensi: Perbandingan Standar WHO dan Asia-Pasifik

  • Mulyasari I
  • Afiatna P
  • Maryanto S
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
17Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Latar Belakang: IMT yang tinggi berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Klasifikasi IMT dari Asia-Pasifik memiliki cut-off yang lebih rendah untuk overweight dan obesitas dibandingkan standar WHO. Tujuan: Mengetahui sensitivitas IMT WHO dan Asia-Pasifik dalam memprediksi hipertensi Metode: Penelitian ini adalah penelitian diagnostik. Populasi penelitian adalah tenaga kerja wanita di perusahaan garmen usia 19-54 tahun. Jumlah sampel 180 orang yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Sensitivitas IMT dianalisis menggunakan Receiver-operating Characteristic (ROC). Hasil: Sampel yang mengalami gizi lebih berdasar kriteria WHO adalah 30.6% dan 87.8% menurut kriteria Asia-Pasifik. Prevalensi hipertensi sebanyak 85% dan tidak hipertensi 15%. IMT sangat baik untuk memprediksi hipertensi dengan Area Under Curve (AUC) 95.5%. IMT WHO dan Asia-Pasifik berhubungan dengan Kejadian Hipertensi (p<0.001, r=0.278, r= 0.450). IMT Asia-Pasifik memiliki sensitivitas lebih baik dibanding IMT WHO (Se=95.4%, Se=35.9%). Kesimpulan: IMT Asia-Pasifik lebih sesuai digunakan untuk memprediksi hipertensi dibandingkan IMT WHO pada wanita dewasa Indonesia.   Kata kunci: Hipertensi, Indeks Massa Tubuh, Sensitivitas

Cite

CITATION STYLE

APA

Mulyasari, I., Afiatna, P., Maryanto, S., & Aryani, A. N. (2023). Indeks Massa Tubuh (IMT) Sebagai Prediktor Hipertensi: Perbandingan Standar WHO dan Asia-Pasifik. Amerta Nutrition, 7(2SP), 247–251. https://doi.org/10.20473/amnt.v7i2sp.2023.247-251

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free