Latar Belakang: IMT yang tinggi berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Klasifikasi IMT dari Asia-Pasifik memiliki cut-off yang lebih rendah untuk overweight dan obesitas dibandingkan standar WHO. Tujuan: Mengetahui sensitivitas IMT WHO dan Asia-Pasifik dalam memprediksi hipertensi Metode: Penelitian ini adalah penelitian diagnostik. Populasi penelitian adalah tenaga kerja wanita di perusahaan garmen usia 19-54 tahun. Jumlah sampel 180 orang yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Sensitivitas IMT dianalisis menggunakan Receiver-operating Characteristic (ROC). Hasil: Sampel yang mengalami gizi lebih berdasar kriteria WHO adalah 30.6% dan 87.8% menurut kriteria Asia-Pasifik. Prevalensi hipertensi sebanyak 85% dan tidak hipertensi 15%. IMT sangat baik untuk memprediksi hipertensi dengan Area Under Curve (AUC) 95.5%. IMT WHO dan Asia-Pasifik berhubungan dengan Kejadian Hipertensi (p<0.001, r=0.278, r= 0.450). IMT Asia-Pasifik memiliki sensitivitas lebih baik dibanding IMT WHO (Se=95.4%, Se=35.9%). Kesimpulan: IMT Asia-Pasifik lebih sesuai digunakan untuk memprediksi hipertensi dibandingkan IMT WHO pada wanita dewasa Indonesia. Kata kunci: Hipertensi, Indeks Massa Tubuh, Sensitivitas
CITATION STYLE
Mulyasari, I., Afiatna, P., Maryanto, S., & Aryani, A. N. (2023). Indeks Massa Tubuh (IMT) Sebagai Prediktor Hipertensi: Perbandingan Standar WHO dan Asia-Pasifik. Amerta Nutrition, 7(2SP), 247–251. https://doi.org/10.20473/amnt.v7i2sp.2023.247-251
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.