Dengan banyaknya jumlah pengunjung yang hampir merata setiap bulan dalam satu tahun tentunya akan mengundang masyarakat yang ada di sekitar Masjid Besar Kauman untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut, yaitu dalam bentuk jasa. Kegiatan dalam bentuk jasa yang dilakukan oleh warga masyarakat di sekitarnya sedikit banyak tentunya akan "mengganggu" kelestarian BCB tersebut. Bentuk jasa yang dilakukan warga sekitar masjid meliputi: penginapan, pelayanan jasa kamar mandi, pedagang kaki lima, pelayanan jasa parkir kendaraan bermotor, pengernis, dan tukang becak. Seiring dengan perkembangan waktu keberadaan mereka dikhawatirkan mengundang adanya konflik berkepanjangan dan akibatnya akan mengganggu pengelolaan (pelestarian dan pemanfaatan) MBK di masa yang akan datang.
CITATION STYLE
Chawari, M. (2005). Konflik Kepentingan Dalam Pengelolaan Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Berkala Arkeologi, 25(1), 97–109. https://doi.org/10.30883/jba.v25i1.914
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.