EVALUASI PROGRAM DIKLAT PADA KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DALAM LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH TAHUN 2011

  • Azhar Amsal
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Perguruan Tinggi memiliki landasan ideal dan praktis yakni sebagai bagian dari upaya kegiatan pengembangan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa dan mempunyai hubungan kerjasama dan jaringan antar kampus. Jaringan assosiasi Koperasi Mahasiswa (Kopma) merupakan satu kekuatan organisasi yang dapat digerakkan sebagai wadah yang mampu mendukung sinergi pengembangan dalam mengatasi segala permasalahan kopma di tingkat nasional, regional dan lokal. Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui apakah program yang dirancang, dilaksanakan, dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam program dimaksud. Pada pelaksanaannya evaluasi program diklat untuk koperasi mahasiswa dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini bermaksud mencari informasi untuk mendapatkan gambaran rancangan dan pelaksanaan program diklat perkoperasian yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi program diklat tersebut akan digunakan untuk mengambil keputusan tentang program diklat perkoperasian yang dimaksud. Tujuan evaluasi program pendidikan dan latihan pada koperasi mahasiswa ini untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan diklat perkoperasian, serta untuk merumuskan model dan sistem evaluasi diklat perkoperasian yang ideal di koperasi mahasiswa dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi NAD. Dalam prakteknya Diklat Perkoperasian yang pernah diselenggarakan masih memiliki sisi-sisi kekurangan. Dari sisi internal adalah kurikulum berupa materi pelatihan kurang sesuai dengan usaha koperasi mahasiswa, ketidakseimbangan antara penyampaian teori dan praktek lapangan, kompetensi pelatih/instruktur yang belum sepadan dengan kepentingan usaha kopma, rentang waktu pelatihan yang belum sejalan dengan harapan peserta. Dari sisi eksternal adalah kurangnya pemupukan modal usaha kopma pasca diklat serta minimnya program pendampingan dalam pemasaran dan penguatan jaringan kemitraan kopma terhadap sentra industri di sekitar kampus. Disamping itu pihak peserta dan instruktur mengeluhkan minimnya insentif selama pelatihan berlangsung. Pelatihan perkoperasian di masa mendatang sepatutnya merupakan hasil pilihan yang kompromi diantara berbagai kalangan mulai dari pihak penyelenggara/ instansi terkait, peserta dan pengelola koperasi mahasiswa, perguruan tinggi, LSM dan lembaga keuangan terkait. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa elemen yang berhubungan dengan input, proses, output, outcome dan impact merupakan tahapan-tahapan yang tidak boleh lepas dari semua pihak yang terkait. Indikator keberhasilan dan kekurangberhasilan pelatihan perkoperasian bagi Kopma tidak saja ditentukan oleh tingkat pengorganisasian pelatihan selama proses belajar mengajar dalam pelatihan, akan tetapi juga oleh hasil pembinaan pasca pelatihan. Oleh karena itu Diklat Perkoperasian yang selama ini dilaksanakan oleh berbagai pihak patut diteruskan dengan melakukan berbagai penyesuaian dan perbaikan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Azhar Amsal. (2012). EVALUASI PROGRAM DIKLAT PADA KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DALAM LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH TAHUN 2011. Visipena Journal, 3(1), 13–26. https://doi.org/10.46244/visipena.v3i1.49

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free