Dayak merupakan salah satu suku atau etnis dari berbagai macam suku yang berkembang di Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan. Suku Dayak memiliki beragam sub suku yang hidup berdampingan yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, dan memiliki rumah adat Radakng atau rumah panjang yang berfungsi untuk menjalin keharmonisan antar sesama. Seiring berjalanya waktu suku tersebut terlibat beberapa kali konflik dengan suku tertentu, seperti peristiwa di Sampit. Pada dasarnya suku Dayak menjadi sorotan utama, karena memiliki masa lalu yang buruk terkait konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaif dan metode kepustakaan. Teknik pengambilan data yaitu dengan studi kepustakaan dan menggunakan analisis hermeneutika, yang merupakan penafsiran dari dokumen-dokumen yang diperoleh oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai toleransi mulai dilakukan melalui rumah Radakng yang memiliki makna untuk menjalin kehidupan dengan penuh toleransi, kerukunan, gotong royong dan keadilan. Implikasi dari implementasi nilai-nilai toleransi tersebut dapat meningkatkan kerukunan antar umat beragama tanpa memandang perbedaan suku sehingga sangat jarang ditemui konflik antar umat beragama khususnya di suku Dayak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai toleransi melalui rumah adat Radakng dilakukan suku Dayak dengan baik, dan berimplikasi pada keharmonisan kerukunan antar umat beragama dan juga antar suku. Kata Kunci: rumah adat Radakng, nilai-nilai toleransi, masyarakat Dayak Dayak is one of the tribes or ethnic groups of various tribes that developed in Indonesia, especially on the island of Borneo. The Dayak tribe has various sub-tribes that live side by side who uphold the values of tolerance, and have the Radakng traditional house or long house that functions to establish harmony among others. Over time the tribe was involved in several conflicts with certain tribes, such as the incident in Sampit. Basically the Dayak tribe is in the main spotlight, because it has a bad past related to conflict. This study uses a qualitative approach and library methods. The data collection technique is by studying literature and using hermeneutic analysis, which is the interpretation of the documents obtained by the researcher. The results showed that the cultivation of tolerance values began to be carried out through the Radakng house which has the meaning to build a life full of tolerance, harmony, mutual cooperation and justice. The implication of the implementation of the values of tolerance can increase harmony between religious communities regardless of ethnic differences so that conflicts between religious communities are very rare, especially in the Dayak tribe. Based on the results of this study, it can be concluded that the implementation of tolerance values through the Radakng traditional house is carried out by the Dayak tribe well, and has implications for the harmony of inter-religious and inter-ethnic harmony. Keywords: Radakng traditional house, values of tolerance, Dayak community
CITATION STYLE
Widiatmaka, P., Purwoko, A. A., & Aris Shofa, Abd. M. (2022). Rumah Radakng dan Penanaman Nilai Toleransi di Masyarakat Adat Dayak. Dialog, 45(1), 57–68. https://doi.org/10.47655/dialog.v45i1.584
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.