TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH ASAL BIJI (Shallot Cultivation Technology from True Shallot Seed)

  • Atman A
N/ACitations
Citations of this article
43Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Bawang merah adalah salah satu komoditas bahan makan penting di Indonesia dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 49,3 g per minggu. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat merupakan sentra produksi bawang merah. Sebagian besar budidaya bawang merah masih menggunakan umbi sebagai sumber benih dengan biaya pembelian yang sangat tinggi (Rp.45 juta/ha). Penggunaan sumber benih asal biji sangat berprospek dikembangkan di Indonesia karena dapat mengurangi biaya pembelian benih sampai 66,7% dan mengurangi penggunaan hasil panen untuk sumber benih berikutnya (berkisar 10-15% dari hasil). Permasalahannya, informasi tentang teknologi budidaya bawang merah asal biji masih sedikit sehingga diperlukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan komponen teknologi bawang merah spesifik lokasi. Informasi yang saat ini tersedia, antara lain: (1) Proses perbanyakan benih bawang merah dianjurkan di dataran tinggi (1.000-1.500 m dpl); (2) Tersedia beberapa varietas, seperti; Bima, Pikatan, Tuk Tuk, Tajuk, BM 8705, Sanren, Manjung, Trisula, dan Pancasona, namun perlu diuji daya adaptasinya pada lokasi spesifik; (3) Penanaman di dataran tinggi sebaiknya lebih rapat dibandingkan di dataran rendah; dan (4) Pupuk organik dan anorganik sangat diperlukan, namun informasi tentang dosis, cara, dan waktu pemberiannya berdasarkan spesifik lokasi sedikit.

Cite

CITATION STYLE

APA

Atman, A. (2021). TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH ASAL BIJI (Shallot Cultivation Technology from True Shallot Seed). Jurnal Sains Agro, 6(1). https://doi.org/10.36355/jsa.v6i1.497

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free