Tanaman kakao merupakan tanaman perkebunan dengan ciri khas bunga dan buah muncul dari batang atau cabang. Produksi kakao dipengaruhi oleh keadaan saat tanam. Peningkatan pertumbuhan tanaman pada awal tanam kakao dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik. Saat ini terdapat bahan organik berbentuk cair, namun pengaruhnya terhadap kakao belum menghasilkan belum diketahui, karena pada umumnya bahan organik yang digunakan pada tanaman kakao berbentuk padat. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh bahan organik berbeda (asam humat dan pupuk kotoran sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao belum menghasilkan. Percobaan dilakukan pada bulan Januari sampai Desember 2017 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 (tiga) ulangan. Perlakuan yang diaplikasikan adalah dosis asam humat per tanaman (0ml, 5ml, 10ml,15ml, dan 20ml) dan dosis pupuk kotoran sapi per tanaman (0kg, 5kg, 10kg, 15kg dan 20kg). Hasil penelitian menunjukkan. bahan organik berbeda tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan indeks klorofil tanaman kakao belum menghasilkan. Namun demikian terlihat bahwa aplikasi bahan organik berbeda berpengaruh terhadap pertambahan jumlah daun pada tanaman kakao berumur 1 bulan, 8 bulan dan 10 bulan setelah tanam. Pupuk kotoran sapi 10kg per tanaman yang diberikan pada awal pertumbuhan tanaman memberikan pertambahan jumlah daun terbaik.
CITATION STYLE
Rosniawaty, S. (2021). PENGARUH BAHAN ORGANIK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO BELUM MENGHASILKAN. Kultivasi, 20(3). https://doi.org/10.24198/kultivasi.v20i3.32621
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.