ABSTRAKPengencer konvensional berbasis kuning telur yang bersumber dari hewan membawa risiko kontaminasi mikroba dan menghalangi jarak pandang pemeriksaan spermatozoa di bawah mikroskop. Penelitian ini dilaksanakan` untuk menilai apakah substitusi kuning telur dengan lesitin kedelai di dalam pengencer berbasis-tris dapat mempertahankan kualitas spermatozoa kerbau lumpur pada penyimpanan 5°C selama 120 jam. Ejakulat dari 3 ekor kerbau umur 3-4 tahun dengan bobot badan 450-500 kg ditampung dengan menggunakan vagina buatan.Semen diencerkan dengan pengencer konvensional yang mengandung 20% kuning telur (kontrol) dan pengencer lesitin dengan konsentrasi1%, 2%, 3% dan 4%(perlakuan) dan disimpan pada 5°C selama 120 jam. Parameter spermatozoa dinilai pada interval 0, 72, dan 120 jam setelah semen yang diencerkan disimpan 5°C.Persentase motilitas dan spermatozoa normal tidak berbeda nyata (P<0,05) antara pengencer 1% lesitin dan kontrol. Namun pengencer 1% lesitin mampu mempertahankan kedua parameter tersebut setelah penyimpanan 5°C selama 120 jam. Persentase viabilitas, keutuhan membran dan tudung akrosom spermatozoa pada pengencer 1% lesitin dibandingkan pengencer kontrol lebih tinggi (P<0,05) dari pengencer perlakuan 2, 3, dan 4% lesitin. Disimpulkan bahwa pengencer 1% lesitin dapat menyubstitusi pengencer konvensional berbasis kuning telur untuk penyimpanan semen kerbau pada 5ºC selama 120 jam.Kata kunci: kuning telur, lesitin, pengencer, semen cair, semen kerbauABSTRACTConventional egg yolk-based diluent animal origin carries the risk of microbial contamination and interference with microscopic examination. This study was conducted to assess whether substitution of egg yolk with soy lecithin in tris-based diluents can maintain the quality of buffalo spermatozoa stored at 5°C for 120 h. Ejaculate from 3 buffaloes aged 3-4 years and body weight of 450-500 kg was collected using an artificial vagina. Semen was diluted with diluent containing 20% egg yolk (control) and diluent with concentrations of lecithin 1%, 2%, 3% and 4% (treatment). Spermatozoa parameters were assessed at intervals of 0, 72 and 120 h after the diluted semen was stored at 5°C for 120 h. The percentages of motility and normal spermatozoa did not differ significantly (P<0.05) between 1% lecithin and control diluents. However, 1% of lecithin was able to maintain both parameters after stored at 5°C for 120 h. The percentages of viability, membrane integrity and functional acrosome of spermatozoa in 1% lecithin were higher (P<0.05) than control and the other three treatment diluents. In conclusion, 1% of lecithin diluent could substitute conventional egg yolk-based diluent for the storage of buffalo semen at 5ºC for 120 h.Keywords: buffalo semen, egg yolk, lecithin, diluents, liquid semen
CITATION STYLE
Sabaan, N., Chairussyuhur Arman, C., Yuliani, E., & Maskur, M. (2019). Substitusi Kuning Telur dengan Lesitin Kedelai sebagai Pengencer Semen dalam Mempertahankan Kualitas Spermatozoa Kerbau Penyimpanan 5°C. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, 6(3), 367. https://doi.org/10.33772/jitro.v6i3.8173
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.