Lada merupakan salah satu rempah-rempah yang dihasilkan dari sektor perkebunan. Komoditas lada Indonesia juga diekspor ke negara lain. Adanya kandungan aflatoksin dalam rempah-rempah saat ini menjadi isu hangat dalam sidang Codex. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan aflatoksin pada lada dalam rangka mendukung pengembangan standar Codex. Sampel lada yang diambil yaitu biji lada yang berasal dari petani, pengepul dan eksportir. Lokus pengambilan sampel dari Lampung, Bangka dan Kutai. Jumlah total sampel dalam penelitian ini sebanyak 26 sampel lada. Pengujian terhadap sampel lada yang telah diambil dilakukan di laboratorium yang telah bekerjasama yaitu Balai Pengujian Mutu Barang-Kementerian Perdagangan. Dalam analisis data kandungan aflatoksin pada lada, metode pengujian yang digunakan adalah metode AOAC Official Method 991.31.2005 dengan LOQ berturut-turut 1,07 ppb (Aflatoksin B1); 0,39 ppb (Aflatoksin B2); 1,35 ppb (Aflatoksin G1), dan 0,48 ppb (Aflatoksin G2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel lada nilai kandungan aflatoxin B1 < LOQ, sedangkan kandungan total aflatoxin juga < LOQ. Nilai kandungan tersebut masih dikategorikan aman untuk dikonsumsi karena dibawah ambang batas yang ditetapkan BPOM dan regulasi Uni Eropa.
CITATION STYLE
Lukiawan, R., & Suminto, S. (2018). KANDUNGAN AFLATOKSIN PADA LADA INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN STANDAR INTERNASIONAL CODEX. Jurnal Standardisasi, 20(2), 95. https://doi.org/10.31153/js.v20i2.689
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.