PUSAT INFORMASI EKOSISTEM MANGROVE

  • Susanto S
  • Tjahjadi E
N/ACitations
Citations of this article
13Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Pertambahan populasi penduduk Jakarta menyebabkan kebutuhan akan ruang untuk sarana dan prasarana kota semakin meningkat. Cagar Alam Muara Angke pun dirambah sedikit demi sedikit hingga terjadi alih fungsi lahan yang masif.Akibatnya, dalam kurun waktu 30 tahun, sebagian besar kawasan konservasi Muara Angke dengan luas lebih dari 1000 Ha mengalami kerusakan sangat parah dan tidak dapat diselamatkan lagi.Besarnya kerusakan menyebabkan pemerintah menata ulang dan menetapkan kembali batas-batas kawasan Konservasi Cagar Alam Muara Angke. Perancangan ini diharapkan dapat membantu menyadarkan masyarakat metropolis tentang Ekologi dalam metropolis. Berkembangnya kota dapat bersamaan dengan perlindungan ekologi eksisting. Perencanaan pusat konservasi ini diharapkan menarik penjung dan menjadi sarana Architourism dengan menyediakan ruang dan pengalaman ekologi. Pengunjung diharapkan akan merasakan ketertarikan pada pelestarian mangrove. Selain itu sarana ini juga akan menyediakan atraksi yang memberikan nilai serta kualitas tourism. Selain itu juga diperlukan ruang ruang untuk kegiatan komersial.

Cite

CITATION STYLE

APA

Susanto, S., & Tjahjadi, E. (2019). PUSAT INFORMASI EKOSISTEM MANGROVE. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(1), 40. https://doi.org/10.24912/stupa.v1i1.4018

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free