Studi ini mengkaji tentang proyek reklamasi Teluk Benoa yang didukung pemerintah Provinsi Bali ditolak oleh masyarakat Bali pada umumnya. Kebudayaan Bali bertalian erat dengan konsep Tri Hita Karana. Namun perkembangan pariwisata Bali membawa dilema bagi kebudayaan Bali, pariwisata membutuhkan budaya Bali namun disisi lain pariwisata mengikis eksistensi masyarakat Hindu Bali serta merampas hak-hak ekonomi, politik, sosial dan budaya mereka. Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa yang digagas oleh Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (muncul sebagai oposisi terhadap penguasaan kapitalis global terhadap pariwisata dan budaya Bali. Terdapat dua permasalahan dalam penelitian ini, Pertama, mengapa masyarakat Balimenolak reklamasi teluk benoa, dan yang kedua adalah bagaimana masyarakat Bali melakukan perlawanan terhadap kapitalisme global dengan analisis transnasionalisme yangberwujud dalam reklamasi Teluk Benoa ini. Studi ini menggunakan metode kepustakaan, dimana penulis mengkaitkan data yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian ini. Hasil dari studi ini yaitu Pertama, masyarakat Bali menolak reklamasi karena adanya kontra dengan adat, budaya, dan agama. Selain itu, adanya ketimpangan prosedural dan politik tentang dikeluarkannya izin reklamasi Teluk Benoa, sehingga dapat mengancam aspek sosial ekonomi masyarakat lokal. Dengan begitu, diperlukan kebijakan yang jelas terkait reklamasi yang tidak berdampak negatif pada adat budaya dan lingkungan di Bali.
CITATION STYLE
Pratiwi, A., Harini, I. S., & Adi, D. P. (2020). ANALISIS TRANSNASIONALISME DALAM KAPITALISME GLOBAL : STUDI KASUS PENOLAKAN REKLAMASI TELUK BENOA NUSA BALI. Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 5(1), 10–21. https://doi.org/10.47435/adz-dzahab.v5i1.299
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.