Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten terbesar di Sumatera Utara yang memiliki pemasukan daerah berupa sektor pariwisata danau toba. Sebelum pandemi covid19, Kabupaten Simalungun memiliki pendapatan daerah yang baik dari sektor pariwisata danau toba. Secara geografis Kabupaten Simalungun memiliki danau terbesar di dunia dengan luas 190.022Ha yang membuat Kabupaten Simalungun ini mengembangkan sektor pariwisata danau toba. Ada banyak pantai indah yang menawarkan pemandangan danau toba yang begitu indah. Di kawasan pariwisata danau toba ini juga memiliki banyak dijajaki produk-produk ekonomi kreatif khas daerah Kabupaten Simalungun. Pandemi Covid19 telah menghantam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun dari Buku Tren Pariwisata bahwa penurunan terjadi lebih dari 75% dibandingkan dengan wisatawatan yang melaksanakan perjalanan wisata sebelum masa pandemi covid19. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan negara di sektor pariwisata. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan ditutupnya akses pariwisata di Indonesia menyebabkan penurunan pendapatan negara di sektor pariwisata. Permasalahan juga terjadi pada pariwisata danau toba yang ada di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Jumlah kedatangan orang di pariwisata danau toba yang ada di Kabupaten Simalungun ini menunjukkan tren yang menurun dan merontokkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang juga mematikan usaha-usaha ekonomi kreatif yang biasa mangkal di kawasan pariwisata danau toba ini. Hal ini menjadi pusat perhatian para pemangku kepentingan agar mampu meningkatkan kembali jumlah kunjungan dan membangunkan dari "tidur" sektor pariwisata danau toba di Kabupaten Simalungun, salah satunya adalah upaya untuk meningkatkan strategi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan ke pariwisata danau toba yang ada di Kabupaten Simalungun adalah pengotimalisasi QFD dan Nigel Cross. Tujuan Penelitian ini dilakukan adalah Optimalisasi QFD (Combining Nigel Cross) dalam upaya memperkuat strategi pemasaran pariwisata danau toba. Model ini dikenal sebagai model yang mempu memperkuat strategi pemasaran dengan 7 tahapan yang dikenal dengan 7 steps of nigel cross. Metode Penelitian ini merupakan mix research method yaitu kualitatif dan kuantitatif. Observasi awal dilakukan di semua kawasan pantai yang ada di Kabupaten Simalungun dengan mengidentifikasi permasalahan dan identifikasi kebutuhan dan keinginan (Need and Want Identify) dengan membagikan kuesioner kepada para pelaku usaha pariwisata dan pelaku usaha penjajakan produk ekonomi kreatif. Setelah kuesioner dihimpun tahapan berikutnya adalah identifikasi Need and Want dalam penyusunan House Of Quality. Hasil penelitian ini merupakan Model Nigel Cross yang nantinya diadopsi oleh para dinas pariwisata kabupaten Simalungun untuk diterapkan di seluruh pelaku pariwisata danau toba dan pelaku usaha ekonomi kreatif agar mampu meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisatawan dan mampu meningkatkan pendapatan daerah dan tentunya membantu pemerintah dalam upaya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hssil peneltiian menunjukkan harus adanya perbauikan infrastukrut untuk menuju ke akses pariwisata dan juga penyediaan sektor-sektor halal bagi wisatawan.
CITATION STYLE
Khairannur, W., Ariestina, S., Simanjuntak, W. O. R., Syahfitri, N., & Kembaren, B. E. P. (2023). Kombinasi QFD Dan Nigel Cross untuk Perancangan Halal Tourism di Danau Toba. Remik, 7(1), 795–809. https://doi.org/10.33395/remik.v7i1.12173
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.