Sebagai negara kepulauan dan lahan pertanian, wilayah pesisir dan pertanian mendominasi sebagian besar daratan Indonesia. Kondisi tersebut membuat limbah cangkang kerang dan abu jerami sangat mudah diperoleh dalam jumlah banyak sebagai bahan campuran pada beton yang menjadi solusi teknologi tepat guna sesuai kearifan lokal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 24 buah benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15cm dan tinggi 30cm, mengacu pada SNI 7656-2012 dengan rencana beton K-300 atau 25 MPa. Komposisi cangkang kerang 10% digunakan sebagai pengganti agregat halus, sedangkan komposisi abu jerami divariasikan yaitu 3%, 5%, dan 7% sebagai pengganti semen. Curing beton dilakukan 14 dan 28 hari sebelum uji tekan. Hasil pengujian kuat tekan beton beraturan pada umur 14 dan 28 hari masing-masing sebesar 24,72 MPa dan 25,00 MPa sesuai dengan kuat tekan rencana. Nilai kuat tekan beton campuran abu jerami padi dan kerang meningkat dari beton biasa pada umur 14 hari yaitu 25,95 MPa, 27,18 MPa, dan 26,04 MPa untuk masing-masing variasi 3%, 5%, dan 7%. Sedangkan pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan variasi campuran limbah kerang 3%, 5%, dan 7% diperoleh kuat tekan sebesar 27,18 MPa, 28,21 MPa, dan 26,99 MPa. Dengan demikian terjadi peningkatan kuat tekan berkisar antara 0,05%-0,12% pada beton yang menggunakan campuran limbah cangkang dan abu jerami
CITATION STYLE
HUTABARAT, L. E., Marpaung, P. T. N., & Setiyadi, S. (2023). Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Abu Jerami Sebagai Substitusi Parsial Terhadap Kuat Tekan Beton. Journal of Sustainable Civil Engineering (JOSCE), 5(02), 102–108. https://doi.org/10.47080/josce.v5i02.2639
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.