Kelelahan pada pengendara merupakan masalah serius yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan kematian setiap tahunnya termasuk pada pengendara ojek daring. Pengendara sepeda motor berkontribusi sebanyak 72,7% terhadap seluruh kasus cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kelelahan pada pengendara ojek daring berdasarkan karakteristik demografi, karakteristik pekerjaan, dan stres kerja. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan melibatkan 306 pengendara ojek daring di Jabodetabek dan Denpasar pada bulan Januari hingga Juni 2018, yang dipilih secara convenience sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner, dan dianalisis menggunakan regresi logistik berganda dengan metode forward LR. Hasil penelitian menunjukan bahwa 68,1% pengendara ojek daring mengalami kelelahan. Analisis multivariabel menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pengendara ojek daring adalah stres kerja (AOR=3,66; 95% CI=2,01-6,66), kurangnya aktivitas fisik (AOR=2,11; 95% CI=1,27-3,51), durasi tidur <7 jam (AOR=1,73; 95% CI=1,04-2,87), status menikah (AOR=2,07; 95% CI=1,18-3,64), dan usia <30 tahun (AOR=2,52; 95% CI=1,43-4,45). Sedangkan, wilayah kerja, status gizi, durasi istirahat, dan pekerjaan lain tidak terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja. Kelelahan pada pengendara ojek daring berhubungan dengan stress kerja, aktivitas fisik, durasi tidur, status perkawinan dan umur, sehingga upaya pencegahan dapat diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini.
CITATION STYLE
Manuel, J. A., & Wirawan, I. M. A. (2020). Faktor Risiko Kelelahan pada Pengendara Ojek Daring di Jabodetabek dan Denpasar. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(2), 161. https://doi.org/10.30597/mkmi.v16i2.9078
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.