Pemaknaan ajaran paramita pada relief Jatakamala di Candi Borobudur: Perspektif semiotika

  • Lee S
  • Munandar A
N/ACitations
Citations of this article
18Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tulisan ini mengkaji bagaimana relief Jatakamala di Candi Borobudur merepresentasikan ajaran enam kesempurnaan (sat-paramita), peran sosial dari tokoh utama, dan nilai-nilai universal di dalam cerita. Penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada analisis yang memadai bagaimana Jatakamala diasosiasikan dengan praktik kesempurnaan pada kajian-kajian terdahulu. Berdasarkan tiga komponen data: relief, naskah, dan sutra-sutra mengenai enam kesempurnaan, kajian ini menggunakan semiotika pragmatis Charles Sanders Peirce untuk mengidentifikasi kesempurnaan/multikesempurnaan pada lima cerita Jatakamala. Analisis tematis digunakan untuk melihat peran sosial dan pesan universal dalam 14 cerita. Penerapan triadik Peirce menunjukkan bahwa masing-masing cerita merepresentasikan multikesempurnaan. Tokoh utama dalam Jatakamala berperan aktif secara sosial dan turut memecahkan isu-isu di masyarakat melalui tindakan dan keteladanan. Jatakamala juga mengandung nilai-nilai universal sebagai sarana pembelajaran dan pendidikan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Lee, S. T. S., & Munandar, A. A. (2022). Pemaknaan ajaran paramita pada relief Jatakamala di Candi Borobudur: Perspektif semiotika. Berkala Arkeologi, 42(1), 37–56. https://doi.org/10.30883/jba.v42i2.963

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free