Patients with first episode schizophrenia need relatively lower effective antipsychotic doses, had higher sensitivity toward side effects and symptoms free response were easier to achieve compared to multi episode schizophrenic patients. This episode is the critical stage that will affect further development of the disease. Antipsychotic use evaluation was needed to achieve an optimal therapy for first episode schizophrenic patients. Study was conducted using retrospective method. The data were taken from medical records, nurse monitoring forms and consultation with health care professionals. The study showed that the most prescribed antipsychotic was the combination of chlorpromazine and haloperidol (37.12%), risperidone was the most prescribed antipsychotic as single therapy (35.71%) and there were 34.29% therapeutic regiments that higher than recommended dose. The most prescribed drug that added to the antipsychotic therapy was trihexyphenidyl (69.29%). There were 97 drug interaction cases with six pharmacokinetic interaction cases which dosage adjustment was needed. There were seven patients (17.07%) that had continued therapy until 10 months and four cases of relapse ought to alcohol consumption (one case) and therapeutic non adherence (three cases). The pharmacotherapy guideline for first episode schizophrenia patients in Jambi Psychiatric Hospital is needed to be revised ought to some differences between prescribed antipsychotic and recommended guidelines.Keywords: Drug Use Evaluation, Antipsychotic, First-Episode SchizophreniaPasien dengan serangan skizofrenia pertama biasanya membutuhkan dosis antipsikotik yang lebih rendah, sensitifitas yang lebih tinggi dalam memperoleh efek samping dan lebih mudah mencapai respon bebas dari gejala dibandingkan dengan pasien dengan serangan skizofrenia yang berulang. Serangan ini merupakan tahapan kriitis yang dapat memengaruhi perkembahan penyakit pasien. Evaluasi penggunaan antipsikotik dibutuhkan untuk mencapai terapi yang optimal pada pasien dengan skizofrenia serangan pertama. Penelitian ini dibentuk menggunakan metode retrospektif. Data penelitian didapatkan dari rekam medik, formulir pemantauan suster dan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional. Penelitian ini menunjukkan bahwa antipsikotik yang paling banyak diresepkan yaitu kombinasi antara klorpromazin dan haloperidol (31,12%), risperidon merupakan antipsikotik yang paling banyak diresepkan pada terapi tunggal (35,71%), dan didapatkan 34,29% regimen terapi yang berada di atas rentang dosis yang direkomendasikan. Obat tambahan yang paling sering diresepkan pada terapi bersama dengan antipsikotik yaitu triheksifenidil (62,29%). Pada penelitian ini terdapat 97 kasus interaksi obat dengan 6 kasus interaksi farmakokinetik yang mana memerlukan penyesuaian dosis. Pada penelitian ini juga ditemukan 7 orang pasien (17,07%) yang melanjutkan terapi hingga 10 bulan dan 4 kasus kambuhan akibat pengonsumsian alcohol (satu kasus) dan ketidakpatuhan terapi (3 kasus). Algoritma terapi pada pasien skizofrenia serangan pertama di Rumah Sakit Psikiatrik jambi perlu ditinjau ulang karena adanya perbedaan peresepan antipsikotik yang dilakukan dengan algoritma yang disarankan.Kata kunci : Evaluasi Penggunaan Obat, Antipsikotik, Skizofrenia Serangan Pertama
CITATION STYLE
Natari, R. B., Sukandar, E. Y., & Sigit, J. I. (2012). Antipsychotic Use Evaluation on First Episode Schizophrenic Patients at Jambi Psychiatric Hospital. Acta Pharmaceutica Indonesia, 37(4), 159–165. https://doi.org/10.5614/api.v37i4.4624
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.