Abstract
Artikel ini berusaha untuk mengungkapkan ciri-ciri sastra postmodernisme dalam cerpen Penangkaran Binatang dan cerpen Adam Ma’rifat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Hasil penelitian dari kedua cerpen tersebut menunjukkan bahwa adanya perwujudan sastra posmodernisme, yaitu tidak lagi terstruktur, tidak terikat, bersifat insidental, teks dibebaskan dari pemaknaan. Terdapat empat perbedaan fenomena sastra postmodernisme dari kedua cerpen tersebut yang berupa: dalam cerpen PB, (1) plot tidak jelas, (2) irama spontan dan dramatik lakonnya, (3) berbentuk campuran skizofrenik antara cerpen, esai, dan surat, dan (4) ambivalensi, tarik-menarik antara bercerita dengan berpuisi. Dalam cerpen AM, (1) ketidakrealibitasan tokoh aku, (2) bahasa tidak bisa mentransmisi pesan secara mudah, (3) cerpen kurang bisa terakses, (4) tidak mengikuti aturan hukum tengah, cerpen berbentuk satu kalimat dari 17 halaman.
Cite
CITATION STYLE
Nurhayati, E., & Mustika, R. I. (2018). FENOMENA POSTMODERNISME DALAM KUMPULAN CERPEN PENANGKARAN BINATANG KARYA WHANI DARMAWAN DAN ADAM MAâ€TMRIFAT KARYA DANARTO. Parole : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.22460/p.v1i1p17-30.24
Register to see more suggestions
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.