Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia, sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dalam bentuk tempe. Protein yang terdapat dalam tempe tergolong mudah dicerna. Frozen Food dapat menjadi solusi dalam memperpanjang umur simpan dan daya tahan suatu produk dan menyebabkan makanan menjadi awet dan tidak mudah membusuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima frozen food tempe sebagai alternatif makanan tambahan balita dalam upaya pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan satu kontrol dan 3 perlakuan, 30%, 50% dan 70%. Selanjutnya dilakukan uji hedonik pada masing masing frozen food dan uji proksimat pada frozen food yang paling disukai untuk mengetahui kadar karbohidrat,kadar protein, kadar lemak, kadar air dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling disukai dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur frozen food bakso adalah dengan penambahan 50% tempe (P2), sedangkan untuk kelompok nugget dan bola-bola, yang paling banyak disukai panelis adalah penambahan 70% tempe (P3). Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan penambahan tempe memberikan pengaruh nyata pada tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur bakso tempe, nugget tempe maupun bola-bola tempe. Kandungan zat gizi (Karbohidrat, protein, lemak, kadar air dan kadar abu) bakso tempe yang dihasilkan telah memenuhi SNI 01-3818- 1995, dan kandungan zat gizi (Karbohidrat, protein, lemak, kadar air dan kadar abu) pada nugget tempe yang dihasilkan telah memenuhi SNI 01-6683-2002.
CITATION STYLE
Atasasih, H., Paramita, I. S., & Fitriani, F. (2023). Uji Daya Terima Aneka Frozen Food Berbahan Dasar Tempe sebagai Alternative PMT Balita. Jurnal Kesehatan Komunitas, 9(1), 40–46. https://doi.org/10.25311/keskom.vol9.iss1.1257
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.