AbstrakGejala sekularisasi organisasi pelayanan sosial semakin masif. Sekularisasi ini disebabkan karena masyarakat semakin rasional pada realitas sosial yang menuntut kualitas pelayanan sosial lebih baik. Masyarakat yang rasional adalah masyarakat yang mampu mengorganisir dan melakukan peran serta tindakan atas dasar pertimbangan logis atas realitas. Hadirnya organisasi menjadi cirri masyarakat rasional. Organisasi adalah bentukan sosial yang berisi kesepakatan gagasan pemikiran, nilai, ideologi dan tujuan. Ketika agama menjadi bagian di dalamnya, maka organisasi menjadi lebih kuat dengan tatanan nilai dan aturan-aturan yang selalu merujuk pada nilai agama sebagai dasar keyakinannya. Keyakinan pada nilai agama menjadi spirit organisasi untuk merancang dan merealisasikan tujuannya. Maka organisasi yang berbasis keagamaan memiliki sensifitas dan orientasi untuk kesejahteraan yang lebih baik. Kesejahteraan tidak hanya bagi obyek, tetapi juga bagi subyek organisasi. Tesis Weber bahwa semakin menguatnya organisasi atau lembaga formal di masyarakat justru akan mempersempit ruang-ruang keagamaan, ternyata tidaklah demikian. Justru dengan hadirnya agama dalam organisasi, maka jangkauan organisasi semakin luas, memasuki sel-sel organisasi secara lebih dalam dan manusiawi. Kata kunci: keagamaan, organisasi, strategi AbstractSymptoms of secularization of social service organizations are increasingly masiv. This secularization is caused by increasingly rational society in social reality that demands better quality of social services. A rational society is a society capable of organizing and performing action based on logical reasoning of reality. The presence of the organization became the cirri of rational society. Organization is a social form that contains agreement of ideas of thought, value, ideology and purpose. When religion becomes part of it, the organization becomes stronger with the order of values and rules that always refer to the value of religion as the basis of its belief. Confidence in the value of religion becomes the spirit of the organization to design and realize its objectives. Hence religious-based organizations have sensitivity and orientation for better welfare. Welfare is not only for the object, but also for the subject of the organization. Weber's thesis that the strengthening of formal organizations or institutions in society will actually narrow the religious spaces, it is not so. Precisely with the presence of religion within the organization, the scope of the organization increasingly widespread, entering the cells of the organization more deeply and humanely.Keywords: organization, religion, strategy
CITATION STYLE
Lendriyono, F. (2017). Strategi Penguatan Organisasi Pelayanan Sosial Berbasis Keagamaan. JURNAL SOSIAL POLITIK, 3(2), 66. https://doi.org/10.22219/sospol.v3i2.4885
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.