Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas menyediakan Peta Laut untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Teknologi penginderaan jauh memberikan peluang untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama di daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman yang relatif cepat. Tulisan ini membahas studi akurasi ekstraksi kedalaman laut dengan metode Lyzenga dan modifikasinya dengan menggunakan Data SPOT-7, sehingga pada penelitian ini dikaji tingkat ketelitian batimetri yang diekstrak menggunakan Data SPOT-7 dengan resolusi spasial 6 meter di Perairan Teluk Belangbelang Mamuju Sulawesi Barat. Data lapangan yang digunakan adalah data survei hidrografi untuk pendaratan amphibi di Teluk Belangbelang Mamuju. Metode yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode yang dikembangkan oleh Kanno dkk. (2011) yang dimodifikasi dari Metode Lyzenga (2006) yang terdiri dari 4 jenis yaitu Lyzengga (2006) murni (LYZ), KNW dengan pengembangan dari LYZ dengan penyeragaman asumsi pengaruh kolom air dan atmosfir, SMP yaitu dengan menambahkan regresi semi-parametrik, STR (Spatial Trend) dengan mengkoreksi faktor error pada koordinat pixel, dan TNP yaitu gabungan dari ketiga metode antara lain: KNW, SMP dan STR. Hasil terbaik dengan ketelitian hampir 70% pada keseluruhan data didapatkan melalui metode TNP pada orde 2. Begitu juga persentase terkecil yang tidak masuk orde ketelitian adalah metode TNP dengan nilai 30,32%. Ketelitian pendugaan kedalaman dengan metode STR untuk kedalaman <0 m adalah 0,11 m, 0 - 2 m adalah 0,25 m, 2,1 - 5 m adalah 0,68 m.
CITATION STYLE
Arya, A., Winarso, G., & Santoso, I. (2017). EKSTRAKSI KEDALAMAN LAUT MENGGUNAKAN DATA SPOT-7 DI TELUK BELANGBELANG MAMUJU (THE BATHYMETRY EXTRACTION USING SPOT-7 DATA AT THE BELANGBELANG BAY WATERS MAMUJU). JURNAL ILMIAH GEOMATIKA, 22(1), 09. https://doi.org/10.24895/jig.2016.22-1.423
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.