Selama fase aktif tahun 2014 lima seismometer yang ditempatkan di sekitar Gunungapi Slamet merekam sinyal tremor mulai pertengahan Juli. Keberadaan tremor ini kemudian diikuti dengan letusan-letusan abu dan lontaran lava pada tanggal 18 Agustus 2014, hingga terjadi letusan-letusan pada awal hingga pertengahan September 2014. Analisis spektrum dilakukan pada sinyal tremor untuk mengetahui kandungan frekuensi sinyal tersebut, metode yang digunakan adalah dengan menerapkan Metode Entropi Maksimum. Selain analisis spektrum, analisis polarisasi juga diterapkan untuk mengetahui karakter gelombang seismik tremor. Rentang spektrum yang dikandung oleh sinyal relatif sempit terletak antara 1 Hz higga 4 Hz, dimana puncak daya spektrum dominan terletak pada frekuesi rata-rata 2,0 Hz dan 3,1 Hz. Terdapat hubungan antara pola daya spektrum dengan bocornya magma ke permukaan, dimana erupsi terjadi setelah diawali oleh pelemahan atau kehilangan daya frekuensi 3,1 Hz. Analisis gerakan partikel menunjukan adanya gelombang Rayleigh dengan arah propagasi ke utara. Selain itu, gelombang SH juga teramati dengan arah tangensial terhadap puncak Gunung Slamet. Gelombang Rayleigh ini mengonrmasi bahwa sumber tremor relatif dangkal, relatif terhadap seismometer 3 komponen. Saat mendekati fase erupsi, besar sudut azimut cenderung bergeser ke arah 0 derajat dan sudut datang cenderung bergeser ke arah 90 derajat, fakta ini mengarah pada kesimpulan bahwa pipa tidak vertikal sempurna melainkan memiliki kemiringan, perubahan azimut dan sudut datang ini mengindikasikan adanya kenaikan magma ke puncak.kata kunci: tremor; G. Slamet; dinamika magma; Metode Entropi Maksimum
CITATION STYLE
Lumbanraja, W., & Sri Brotopuspito, K. (2017). Identikasi Dinamika Magma Berdasarkan Analisis Tremor Vulkanik di Gunungapi Slamet Jawa Tengah. Jurnal Fisika Indonesia, 19(57). https://doi.org/10.22146/jfi.27295
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.