Agama merupakan fenomena yang menakjubkan yang mampu memainkan peran kontradiktif dalam kehidupan manusia. Agama dapat menghancurkan dan menghidupkan, meninabobokan dan membangkitkan, memperbudak dan membebaskan, mengajarkan ketaatan dan mengajarkan pemberontakan. Hubungan antarumat beragama di Indonesia agak mustahil bila dilepaskan dari problem mayoritas dan minoritas. Di kalangan mayoritas timbul perasaan tidak puas karena merasa terdesak posisi dan peranannya. Demokrasi lebih sering dipahami sebagai keberpihakan terhadap mayoritas sementara di kalangan minoritas timbul ketakutan karena merasa terancam eksistensi dan hak-hak asasinya (minority syndrom). Kondisi ini terus dirasakan sebagai pemicu belum adanya keikhlasan hati untuk sungguh-sungguh saling menerima, demikian perasaan terdesak disatu pihak dan perasaan terancam di pihak lain, membawa implikasi dalam hubungan antarumat beragama.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Tiwery, W. Y. (2017). RESENSI BUKU: PEMOLISIAN KONFLIK KEAGAMAAN DI INDONESIA MENGHARMONIKAN ATAU MENDISHARMONIKAN? KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 3(2), 181–188. https://doi.org/10.37196/kenosis.v3i2.14