Persalinan merupakan salah satu masa yang cukup berat bagi ibu. Proses persalinan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu. Rasa cemas, panik, dan takut yang melanda dapat mengganggu proses persalinan, meningkatkan rasa nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah serta persalinan menjadi lama. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Banyak anggapan yang menyatakan bahwa komunikasi terapeutik dapat membantu Ibu menjalani proses persalinan dengan lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kecemasan ibu bersalin di Puskesmas Berangas Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2021. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross sectional adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang datang ke Puskesmas. Sampel penelitian 42 orang, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Berangas Kab. Barito Kuala pada bulan Januari – Maret 2021. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bidan melaksanakan komunikasi terapeutik dengan kategori cukup yaitu 50 %, sebagian besar responden mengalami kecemasan dengan tingkat sedang yaitu sebesar 61,9%. Hasil uji korelasi Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,439 dengan nilai ρ sebesar 0,0006 (ρ value < 0,05), Penelitian ini menunjukkan ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kecemasan ibu bersalin. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik membantu mengatasi kecemasan pada ibu bersalin, dan sangat direkomendasikan diberikan kepada ibu bersalin selama proses persalinan. Kata kunci: Kecemasan ibu bersalin, Komunikasi, Terapeutik. DAFTAR PUSTAKACristina Lia, dkk. (2003). Komunikasi Kebidanan.Jakarta:EGCDepkes RI, 2000, Alat Bantu Pembinaan Bidan di Desa dalam menunjang Kemitraan pertolongan persalinan Dukun Paraji dan Bidan di Desa Jawa Barat. Depkes RI, 2001, Komunikasi Efektif, JakartaDepkes RI, 2002, Standar Profesi Kebidanan, Jakarta.Depkes RI, 2010, Standar pelayanan Kebidanan, Jakarta. Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi milenium diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A, Rusli, dan Benyamin Molan, Jakarta: Prenhalindo.Lusa. (2009). Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi. [online]. Tersedia di : www.lusa.web.idMaryunani Ani. (2016). Managemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta : CV. Trans Info MediaNotoatmodjo, 2005, Promosi kesehatan, Teori dan aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta.Saefudin AB, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan ke 7 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.Singgih G,2006, Psikologi praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Jakarta, Gunung Mulia.Siti Fatmawati. (2010). Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta : Nuha MedikaTjiptono,2000, Strategi Pemasaran, Edisi 2, cetakan ketiga, Yogyakarta: AndiTrisiani, D. (2016). Hubungan Kecemasan Ibu Hamil terhadap Kejadian Preeklampsia.Jurnal Ilmiah Bidan, 1(3), 14-18.Walyani Siwi Elisabet Pe. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015
CITATION STYLE
Norlina, S. (2022). Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kecemasan Ibu Bersalin Di Puskesmas Berangas Kabupaten Barito Kuala Tahun 2021. JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI), 6(2), 112–115. https://doi.org/10.51143/jksi.v6i2.294
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.