ABSTRAK Indonesia secara geografis terletak di kawasan cincin api pasifik, sehingga berpotensi terhadap ancaman gempa. Data BMKG menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan dari 7000 kali (tahun 2017) menjadi 11920 kali (tahun 2018), 23 di antaranya menimbulkan kerusakan struktur. Kerusakan struktur dipengaruhi karakteristik gempa, salah satunya adalah frekuensi yang mampu merusak bangunan bertingkat tinggi. Konfigurasi ketidakberaturan pada bangunan bertingkat tinggi juga rentan terhadap kerusakan akibat gempa, terutama ketidakberaturan vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respons seismik model-model ketidakberaturan vertikal pada bangunan bertingkat tinggi berdasarkan tinjauan base shear, displacement, dan drift. Penelitian ini membandingkan 4 variasi model ketidakberaturan vertikal berdasarkan SNI 1726-2012, yaitu model A (tipe 1, 5a), B (tipe 1, 2, 5a), C (tipe 1, 3, 5a), dan D (tipe 1, 4, 5a). Tinjauan-tinjauan respons seismik pada seluruh model dibandingkan terhadap model A. Analisis yang digunakan adalah metode respons spektrum SNI 1726-2012. Dihasilkan nilai base shear untuk arah x dan y sebesar 96,41% dan 96,47% pada model B, 129,45% dan 128,66% pada model C, serta 79,52% dan 80,15% pada model D. Nilai displacement untuk arah x dan y sebesar 99,89% dan 99,87% pada model B, 90,52% dan 90,78% pada model C, serta 91,36% dan 89,98% pada model D. Nilai drift maksimum untuk arah x dan y sebesar 100,73% dan 100,88% pada model B, 105,24% dan 94,80% pada model C, serta 96,77% dan 98,76% pada model D. Nilai-nilai drift tersebut mendekati kinerja batas layannya. Disimpulkan bahwa model D memiliki respons seismik terburuk dikarenakan menghasilkan base shear terkecil dan drift yang terjadi sangat besar. ABSTRACT Indonesia is geographically located in the Pacific Ring of Fire, which has the potential to pose an earthquake threat. BMKG data shows an increase in seismic activity from 7000 times (in 2017) to 11920 times (in 2018), 23 of which caused structural damage. Structural damage is affected by earthquake characteristics, one of which is the frequency of being able to damage high-rise buildings. The configuration of irregularities in high-rise buildings is also vulnerable to earthquake damage, especially vertical irregularities. This study aims to compare the seismic response of vertical irregularity models in high-rise buildings based on a review of base shear, displacement, and drift. This study compares 4 variations of the vertical irregularity model based on SNI 1726-2012, namely models A (types 1, 5a), B (types 1, 2, 5a), C (types 1, 3, 5a), and D (types 1, 4, 5a). Reviews of seismic responses in all models compared to model A. The analysis used spectrum response method SNI 1726-2012. The resulting base shear values for the x and y directions were 96,41% and 96,47% in model B, 129,45% and 128,66% in model C, and 79,52% and 80,15% in model D. Displacement values for x and y directions were 99,89% and 99,87% in model B, 90,52% and 90,78% in model C, and 91,36% and 89,98% in model D. Maximum drift values for x and y directions were 100,73% and 100,88% in
CITATION STYLE
Karunia, R., Baehaki, B., & Fathonah, W. (2020). Pengaruh Variasi Model Ketidakberaturan Vertikal pada Gedung Bertingkat Tinggi terhadap Respons Seismik dengan Analisis Respons Spektrum. Jurnal Fondasi, 9(1). https://doi.org/10.36055/jft.v9i1.7588
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.