Smokers’ Diet Pattern and Nutritional Status in Sulawesi Tengah: Analysis of 2018 Basic Health Research

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sulawesi Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi Nasional. Sulawesi Tengah juga menjadi rumah bagi 31,3% perokok aktif. Penyebab utama PTM adalah gaya hidup tidak sehat seperti rendahnya aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, serta pola makan tidak sehat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan dan status gizi penduduk dewasa di Sulawesi Tengah berdasarkan status merokok mereka. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan data dari Riskesdas tahun 2018. Variabel yang dianalisis dari 12.211 responden adalah status merokok, pola makan, dan status gizi. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square untuk melihat perbedaan sebaran frekuensi setiap variabel dan Generalized Linear Model (GLM) untuk melihat pola makan yang spesifik pada kelompok perokok. Hasil: Responden yang merupakan perokok aktif dalam penelitian ini adalah sebanyak 36,2%. Prevalensi kelebihan berat badan (IMT ≥25 kg/m2) dan obesitas sentral pada kelompok perokok lebih rendah (p<0,05) dibandingkan dengan non-perokok. Perokok juga mengonsumsi minuman manis minimal 1 kali/minggu dengan rasio prevalensi yang semakin tinggi (PR=1,17 s/d 1,49; p<0,05) seiring dengan peningkatan frekuensi konsumsi per minggu, dan mengonsumsi sayur maksimal 3-4 porsi/hari dengan rasio prevalensi yang lebih rendah, serta mengonsumsi makanan asin sebanyak 1-2 kali/minggu. Kesimpulan: Perokok dewasa di Sulawesi Tengah memiliki risiko kelebihan berat badan dan obesitas sentral yang rendah meskipun memiliki pola makan yang tidak sehat yaitu konsumsi minuman manis dan makanan asin yang tinggi dan konsumsi sayur yang rendah. Penelitian lebih lanjut dengan metode longitudinal dan jumlah sampel yang representatif diperlukan untuk dapat menentukan hubungan sebab akibat antar variabel.