Apakah Yerusalem Baru merupakan sebuah utopi?Sebuah imaginasi tentang sebuah tempat di mana tak ada lagi isak tangis dan air mata?Lewat tulisan ini, saya hendak memperlihatkan bahwa Yerusalem Baru merupakan konstruksi penulis Kitab Wahyu pada masanya dengan muatan atau kandungan ideologi.Ideologi tersebut dibangun tatkala penulis berhadapan dengan lingkungannya di mana terjadi sebuah krisis yang mengakibatkan penderitaan dalam kehidupan umat.Imperialisme dan kekuasaannya membawa dampak kekerasan, ketidakadilan, kemiskinan dan marginalisasi dalam kehidupan manusia dan ciptaan, mesti dilawan atau ditentang. Dengan menggunakan retorika apokaluptik yang kaya dengan simbol-simbol yang bermakna, penulis Wahyu melakukan sebuah perlawanan dalam upaya mengkritik penggunaan kekuasaan dan pelaku kekuasaan yang manipulatif dan anarkhis.Hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah kehidupan yang damai dan sejahtera, adil, solider dan terbuka bagi kehidupan kemanusiaan dan seluruh ciptaan.
CITATION STYLE
PATTY, F. N. (2018). KRITIK TERHADAP IDEOLOGI IMPERIAL Memaknai Simbol Yerusalem Baru dan Fungsinya dalam Wahyu 21:9-27. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 4(1), 1–14. https://doi.org/10.37196/kenosis.v1i1.19
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.