Batasan Akal Mufassir (Analisis Pemikiran Al-Ghumari Tentang Sebab Kesalahan Tafsir)

  • Khoirul Muhtadin
  • Serli Ratna Sari
N/ACitations
Citations of this article
24Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Kredibilitas hasil penafsiran al-Qur’an yang berbasis akal tidak dapat disamakan dengan penafsiran berbasil riwayat. Hal ini disebabkan karena kemampuan akal cenderung terbatas, sebab terkurung oleh doktrin madzhab, hawa nafsu, dan lingkungan sosial. Meskipun begitu, penafsiran al-Qur’an menggunakan akal terus dituntut guna memenuhi kebutuhan umat di zaman ini, terutama yang berkaitan dengan hal-hal dan problematika baru yang belum ada di zaman nabi Muhammad ataupun zaman para salafus salih. Abdullah al-Ghumari dalam bida’u at-tafasir memberikan kritikan-kritikan terhadap penfasiran berbasis akal atau yang lebih populer dengan istilah tafsir bil ra’yi, terutama produk-produk tafsir karya dari golongan mu’tazilah dan karya kaum sufi falsafi. Kritik-kritik Abdullah al-Ghumari tersebut dapat digunakan oleh mufassir ataupun para pelajar yang ingin memahami wahyu al-Qur’an sebagai rambu-rambu dalam menafsirkan al-Qur’an supaya tidak terjerumus pada penafsiran yang keliru. Artikel ini menyajikan hasil analisis kualitatif pemikiran Abdullah al-Ghumari dalam kitab bida’u at-tafasir tentang sebab-sebab kesalahan dalam penafsiran al-Qur’an, terutama yang berkaitan dengan akal atau rasio.

Cite

CITATION STYLE

APA

Khoirul Muhtadin, & Serli Ratna Sari. (2023). Batasan Akal Mufassir (Analisis Pemikiran Al-Ghumari Tentang Sebab Kesalahan Tafsir). SETYAKI : Jurnal Studi Keagamaan Islam, 1(2), 70–75. https://doi.org/10.59966/setyaki.v1i2.405

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free