Energi panas bumi merupakan energi alternatif yang diharapkan dapat menjadi pasokan tambahan bagi sumber energi Indonesia. Namun pada kenyataannya Indonesia baru memanfaatkan 5,9% energi panas bumi yang ada. Tujuan dari penelitian ini dilakukan yakni mendeteksi manifestasi lokasi sebaran panas bumi di Kawasan Gunung Patuha dan membandingkan hasil analisis sebaran panas bumi pada penelitian sebelumnya yang menggunakan metode FFD dengan metode LST dengan citra Landsat 8 pada wilayah kajian yang sama yaitu Gunung Patuha. Pemetaan deteksi manifestasi panas bumi diperoleh dari overlay parameter kepadatan lurusan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), suhu permukaan menggunakan metode Land Surface Temperature (LST) dan kerapatan vegetasi menggunakan metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) lalu diolah menggunakan skoring dan pembobotan. Berdasarkan Hasil Visualisasi berupa peta potensi sebaran panas bumi terdapat tujuh area yaitu area A, area D, dan area E dengan kelas sedang - tinggi; area B dengan kelas sedang; area C, area G, dan area F dengan kelas sedang-sangat tinggi. Namun pengecualian untuk area F dan area G tidak terkonfirmasi sebagai potensi panas bumi karena terdapat pengaruh manusia, seperti pemukiman padat yang menyebabkan suhu permukaan meningkat. Hasil ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang hanya mengidentifikasi 3 area.
CITATION STYLE
Arifin, E. T. N. (2022). DETEKSI MANIFESTASI PANAS BUMI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (STUDI KASUS KAWASAN GUNUNG PATUHA). JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi Dan Pembelajaran Geografi, 7(2), 159–168. https://doi.org/10.31851/swarnabhumi.v7i2.7392
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.