Berdasarkan informasi dari letak geografis dan struktur geologi, Kota Surakarta termasuk wilayah yang mengalami dampak gempa bumi [1]. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari gempa bumi yaitu melakukan analisa tingkat bahaya seismik sebagai salah satu usaha mitigasi bencana gempa dengan metode mikrotremor yang dapat diketahui nilai amplifikasi dan periode dominan. Pada penelitian telah dilakukan di Kota Surakarta menggunakan P.A.S.I Seismograph Mod. 16S24-P, 3D Borehole Geophone Model GFA 60/100. Interval pada setiap lokasi yaitu 1-3 km dengan 12 lokasi penelitian. Diperlukan waktu sekitar 20 menit dengan tiga kali pengulangan untuk perekaman data disetiap titik. Pengolahan data mikrotremor menggunakan software Geopsy dan Surfer 11. Amplifikasi rendah pada zona 1 merupakan zona yang cukup aman terhadap bahaya gempa bumi. Zona 1 berada di wilayah Mojo, Moewardi, Sangkrah, Dawung, SMPN 10, Mojosongo, Lapangan Banyuanyar, Laweyan, Karang Asem danTipes dengan amplifikasi 0,807314 sampai dengan 2,60402. Lokasi pada jenis I termasuk wilayah yang cukup aman terhadap gempa bumi karena memiliki ketebalan sedimen yang tipis daripada jenis II. Jenis I berada di wilayah Mojo, Moewardi, Sangkrah, SMPN 10, Manahan, Mojosongo, Lapangan Banyuanyar, Laweyan, Karang Asem, Jebres dan Tipes dengan periode dominan antara 0,058978s sampai dengan 0,231411s. Sebaran tingkat kerawanan gempa bumi di kota Surakarta dapat dilihat pada peta zonasi berdasarkan nilai A 0 dan T 0 yang kemudian diklasifikasikan hasilnya pada zona atau jenis tertentu sehingga diperoleh informasi berupa tingkat kerawanan dan juga jenis batuan yang tersusun dibawah permukaan tanah berdasarkan parameter yang diukur.
CITATION STYLE
Pratiwi, S. (2017). Penentuan Tingkat Kerawanan Gempa Bumi Menggunakan Metode Refraksi Mikrotremor (ReMi) di Kota Surakarta. INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS, 7(1), 58. https://doi.org/10.13057/ijap.v7i1.4884
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.