Lokasi Penelitian terletak di Selat Malaka dan termasuk dalam Cekungan Sumatra Tengah. Secara stratigrafi, Batuan Dasar Cekungan Sumatra Tengah berumur Pra Tersier dengan litologi batuan sedimen yang termalihkan atau metasedimen. Berdasarkan data sumur pemboran, batuan dasar di lokasi penelitian secara umum berupa kuarsit dan filit. Rekahan pada batuan dasar dikontrol oleh periode tektonik regional yang mempengaruhi Sumatra. Sesar-sesar yang terbentuk berarah umum Utara Barat Laut – Selatan Tenggara (NNW – SSE), hasil dari fase tektonik selama Paleogen hingga Neogen yang menghasilkan morfologi batuan dasar beragam akibat adanya horst graben dan half graben. Morfologi tinggian adalah yang berpotensi menjadi reservoir karena batuan induk yang terletak lebih rendah akan memungkinkan migrasi hidrokarbon. Identifikasi rekahan batuan dasar dianalisa berdasarkan data pemboran sumur dan seismik. Intensitas rekahan dibangun berdasarkan model dengan pendekatan 4 parameter geologi yaitu intensitas rekahan dengan jarak dari bidang sesar, intensitas rekahan dengan pucak antiklin, intensitas rekahan dengan jarak dari permukaan batuan dan dibantu dengan atribut seismik. Nilai intensitas yang memungkinkan terbentuk rekahan adalah 0,3-1. The research site is located in the Malacca Strait and is included in the Central Sumatra Basin. Stratigraphically, the basement of the Central Sumatra Basin is Pre-Tertiary with thermal sedimentary or metasediment lithology. Based on data from drilling wells, bedrock in the study site generally consists of quartzite and filite. Fractures in bedrock are controlled by regional tectonic periods affecting Sumatra. Faults that form are generally north-north-south-south (NNW-SSE), resulting from tectonic phases during Paleogene to Neogene which produce various bedrock morphologies due to horst graben and half graben. Height morphology is the potential to be a reservoir because the source rock which is located lower will allow hydrocarbon migration. Identification of basement fractures was analyzed based on well and seismic drilling data. The fracture intensity was built based on the model with a 4 geological parameter approach, namely fracture intensity with distance from the fault plane, fracture intensity with anticline peaks, fracture intensity with distance from the rock surface and assisted with seismic attributes. The intensity value that allows the fracture to form is 0.3-1.
CITATION STYLE
Nugroho, M. O. B., Prasetyadi, C., & Jatmiko, T. (2018). Pemodelan Intensitas Rekahan pada Fractured Basement Reservoir dengan Pendekatan Konsep Geologi Menggunakan Analisis Kualitatif di Cekungan Sumatra Tengah. Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy, 2(1), 1. https://doi.org/10.30588/jo.v2i1.347
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.