Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Anak-anak yang mengalami stunting selain memiliki pertumbuhan tinggi badan yang terhambat juga beresiko terhadap perkembangan intelektual dan kognitif yang rendah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan resiko terjadinya stunting adalah dengan memberikan nutrisi yang optimal pada periode 1.000 HPK yang akan mendukung periode kritis pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan ibu dan juga untuk mendorong pertumbuhan bayi dan balita (hingga usia dua tahun). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat pengetahuan kader Aisyiyah Banguntapan Utara Yogyakarta setelah dilakukan penyuluhan mengenai 1.000 HPK dan dampaknya terhadap resiko stunting. Metode yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan desain eksperimen rancangan pretest-posttest. Subjek penelitian adalah 31 orang ibu kader Aisyiyah Banguntapan Utara Yogyakarta. Analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk dan dilanjut dengan uji alternatif Wilcoxon untuk melihat kemaknaan. Hasil penelitian ini didapatkan adanya perbedaan rerata antara pengetahuan sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan tentang 1.000 HPK serta dampaknya terhadap resiko stunting dengan nilai p diperoleh 0,001. Penelitian dengan metode seperti ini dapat pula dikembangkan di wilayah yang berbeda dengan jumlah responden yang lebih banyak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode pencegahan dan penanggulangan stunting di wilayah Banguntapan Bantul Yogyakarta khususnya di Desa Wonocatur.
CITATION STYLE
Parisudha, A. (2020). Peningkatan Pengetahuan Mengenai 1.000 HPK untuk Mencegah Risiko Stunting pada Kader Aisyiyah Banguntapan Utara. Jurnal Kesehatan Global, 3(2), 62–68. https://doi.org/10.33085/jkg.v3i2.4630
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.